kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kenaikan indeks PMI manufaktur Indonesia dibayangi virus corona


Senin, 02 Maret 2020 / 15:50 WIB
Kenaikan indeks PMI manufaktur Indonesia dibayangi virus corona
ILUSTRASI. Pekerja memproduksi sepatu untuk diekspor di Tangerang, Banten, Selasa (30/4/2019). Kementerian Perindustrian memproyeksi ekspor produk alas kaki dalam negeri pada tahun 2019 bisa mencapai 6,5 miliar US Dollar atau naik dari 5,11 miliar US Dollar pada 201


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bernard Aw, Kepala Ekonom IHS Markit menanggapi hasil survei Purchasing Managers Index (PMI) Februari 2020. Indeks PMI manufaktur Indonesia memperlihatkan kenaikan dari 49,3 pada bulan Januari ke posisi 51,9 pada Februari 2020.

Peningkatan PMI manufaktur Indonesia tersebut, pertama kalinya pada kondisi bisnis sejak bulan Juni lalu. Poin PMI di atas angka 50 menandakan bahwa sejumlah sektor manufaktur masih melakukan upaya perluasan usaha atau ekspansif.

Baca Juga: Virus corona menghancurkan pabrik-pabrik Asia

"Sektor manufaktur Indonesia menunjukkan perbaikan tentatif pada bulan Februari, dengan data PMI menunjukkan perbaikan pertama pada kondisi operasional dalam delapan bulan," ujar Bernard sebagaimana dikutip dari keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Senin (2/3).

Namun demikian, lanjutnya, kenaikan indeks headline dipengaruhi oleh goncangan negatif pada rantai pasokan.

Timbul kekhawatiran terkait dengan rantai pasokan. Data survei menunjukkan penurunan tajam pada kinerja pemasok selama hampir tiga tahun, yang sering kali dikaitkan dengan hujan lebat dan kekurangan bahan baku di pemasok China akibat serangan virus korona.

"Jika situasi ini berlanjut, perusahaan perlu berjuang untuk menaikkan volume produksi disebabkan kekurangan input," lanjutnya.

Baca Juga: Bursa Asia mulai menanjak setelah rilis PMI China yang merosot tajam

Diakui, dampak wabah penyakit virus corona (Covid-19) turut memukul dan menyeret turun kinerja manufaktur sejumlah negara Asia, setelah merontokkan aktivitas manufaktur di China.

Korea Selatan dan Jepang, dua negara dengan jumlah kasus virus corona yang terus bertambah di luar China, menunjukkan penurunan tajam dalam produksi, berdasarkan survei manajer pembelian yang dirilis oleh IHS Markit.

Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) Korea Selatan turun ke level terendah empat bulan di 48,7 pada Februari 2020 dari 49,8 pada Januari 2020.

Baca Juga: Aktivitas pabrik di China merosot ke rekor terendah akibat virus corona

Adapun PMI manufaktur Jepang yang dirilis Jibun Bank Japan turun ke 47,8, yang merupakan angka terendah sejak Mei 2016. Sementara itu, PMI manufaktur Taiwan turun ke bawah level 50.

Di Asia Tenggara, Thailand dan Malaysia tetap bertahan di bawah level 50, sedangkan PMI Vietnam turun ke level terendah lebih dari enam tahun di 49.

"Data sentimen manufaktur tersebut menunjukkan virus Corona berdampak di seluruh kawasan Asia, mengganggu rantai pasokan dan menekan permintaan," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×