kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.327.000   -23.000   -0,98%
  • USD/IDR 16.635   -20,00   -0,12%
  • IDX 8.117   -154,57   -1,87%
  • KOMPAS100 1.129   -18,19   -1,59%
  • LQ45 825   -3,57   -0,43%
  • ISSI 283   -7,10   -2,45%
  • IDX30 433   -0,85   -0,20%
  • IDXHIDIV20 501   2,69   0,54%
  • IDX80 126   -1,00   -0,79%
  • IDXV30 137   0,20   0,15%
  • IDXQ30 139   0,50   0,36%

Kenaikan FFR sudah diantisipasi pasar, Ekonom: BI masih bisa tahan suku bunga


Minggu, 26 Agustus 2018 / 19:58 WIB
Kenaikan FFR sudah diantisipasi pasar, Ekonom: BI masih bisa tahan suku bunga
ILUSTRASI. Direktur Penelitian Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuannya pada September 2018. Meski sudah diantisipasi oleh pasar, diperkirakan tekanan masih akan ada.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah mengatakan, mengatakan, tekanan dari pelaku pasar masih akan ada. Namun, bila BI cukup percaya diri dan tidak terlalu panik saat rupiah melemah, sebenarnya BI masih sangat mungkin untuk menahan suku bunga acuannya.

Bila demikian, BI sebenarnya masih bisa memanfaatkan perangkat operasi moneter BI lainnya atas pelemahan rupiah ketimbang menaikkan suku bunga. Misal, intervensi ganda dan depresiasi rupiah secara gradual

“BI seharusnya menahan suku bunga di bulan Agustus ini karena sudah tahu kemungkinan The Fed akan menaikkan suku bunga di September. Toh, kenyataannya setelah BI menaikkan suku bunga di Agustus, rupiah tetap melemah di kisaran 14.600 per dollar AS,” kata Piter kepada KONTAN, Minggu (26/8).

Ia melanjutkan, terkait kenaikan suku bunga The Fed September sendiri, pasar sudah cukup mengantisipasi ini sehingga saat terealisasi, pasar tidak akan banyak bereaksi lagi. Namun, yang ditunggu kemudian adalah respons BI. Pasar tentu akan mengharapkan BI juga menaikkan suku bunga agar spread tetap terjaga.

“Kalau BI tidak menaikkan suku bunga bisa jadi pasar akan bereaksi negatif kembali walau cuma untuk sesaat. Karena sebenarnya pasar sudah priced-in potensi pelemahan rupiah,” ujarnya.

Adapun menurut Piter, BI tak perlu terlalu memaksakan agar rupiah cepat menguat. Sebab, perlu strategi jangka menengah panjang dengan pemerintah juga untuk menjaga stabilitas rupiah. “Tidak bisa BI sendiri. Suku bunga bukan solusi untuk semua masalah,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×