kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,70   -25,03   -2.70%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemperin persilakan impor gula mentah 114.000 ton


Rabu, 13 Juli 2016 / 15:13 WIB
Kemperin persilakan impor gula mentah 114.000 ton


Reporter: Handoyo | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemperin) telah mengeluarkan rekomendasi impor gula mentah atau raw sugar kepada Kementerian Perdagangan (Kemdag) untuk PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dan PT Perkebunan Nasional (PTPN) sebagai upaya peningkatan rendeman gula petani lokal.

Dari alokasi yang ditetapkan oleh pemerintah sebesar 381.000 ton, untuk tahap pertama ini rekomendasi yang telah dikeluarkan sebesar 114.000 ton. "Kami cek kemampuannya (RNI dan PTPN) dalam melakukan impor dan dampaknya terhadap peningkatan kualitas gula petani," kata Direktur Jenderal Industri Agro, Panggah Susanto, Rabu (13/7).

Rekomendasi impor itu berlaku hingga Desember tahun ini. Harapannya, dari gula mentah yang diimpor oleh RNI dan PTPN dapat digunakan untuk stabilitas harga gula konsumsi yang terus meningkat utamanya pada awal tahun 2017 mendatang.

Apalagi, saat ini tren harga gula dunia juga menunjukkan peningkatan. Dengan beberapa langkah yang dilakukan oleh pemerintah untuk melakukan stabilisasi harga gula ditingkat konsumsi ini, diharapkan harga gula industri tidak mengalami gejolak sehingga kebutuhan industri makanan dan minuman tetap aman.

Perusahaan plat merah yang mendapat jatah impor gula mentah tersebut adalah PT RNI, PTPN IX, PTPN x, PTPN XI dan PTPN XII. Dengan adanya pencampuran gula mentah impor dengan tebu petani tersebut diharapkan rendeman gula membaik menjadi 8%.

Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Adi S. Lukman mengatakan, alokasi impor gula sebesar 3,2 juta ton yang diberikan untuk kebutuhan industri sudah cukup. "Tetapi, ini harus diimbangi dengan stabilitas harga gula ditingkat konsumsi," kata Adi.

Sebenarnya, keputusan impor ini mendapat banyak penolakan, seperti dari kalangan asosiasi petani tebu, hingga anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Alasannya, dengan masuknya gula mentah yang digunakan sebagai campuran gula tebu hasil produksi petani akan semakin mendistorsi harga.

Anggota Komisi VI DPR Aria Bima mengatakan, karakteristik mesin-mesin pabrik gula yang dimiliki oleh PTPN tidak mampu untuk mengolah gula di luar masa giling tebu. "Kalau raw sugar digiling bertepatan dengan masa panen, petani teriak. Tapi, kalau raw sugar digiling diluar musim maka PTPN rugi," kata Aria, kemarin.

Oleh karena itu, perlu ada perhitungan yang cermat serta mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam proses importasi tersebut. Pemerintah juga harus memberikan jaminan, bila raw sugar impor akan meningkatkan kualitas rendeman gula petani seperti yang dijanjikan sebesar 8,5%.

Jangan sampai, setelah diberikan izin impor dan dilakukan pengolahan namun hasilnya tetap tidak tercapai. "Kami mendesak pemerintah untuk tidak terburu-buru mengeluarkan izin impor gula mentah 381.000 ton itu," kata Anggota Komisi VI Rieke Diah Pitaloka.

DPR juga mendesak kepada pemerintah agar neraca pergulaan nasional dapat diperbaiki datanya. Sehingga setiap pengambilan keputusan dapat maksimal hasilnya. Selama ini, data produksi dan kebutuhan gula masih simpang siur.


Kemperin rekomendasikan impor gula mentah 114.000 ton

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×