Reporter: Vendi Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menargetkan dapat mendirikan 1.000 Balai Latihan Kerja (BLK) pada 2019. Pendirian BLK ini diharapkan dapat terus menekan angka pengangguran di Indonesia.
Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Binapenta) Kemnaker Maruli Apul Hasoloan mengatakan, pada 2017 pihaknya telah mendirikan 50 BLK komunitas dan tahun 2018 telah dibentuk 75 BLK komunitas baru.
“Tahun 2019 ditargetkan pembentukan 1.000 BLK komunitas baru. Serta pada 2020 ditargetkan akan didirikan 3.000 BLK komunitas di seluruh Indonesia guna membantu pelaksanaan masifikasi program pelatihan,” kata Maruli, Sabtu (12/5).
Direktur Pengembangan Pasar Kerja Dirjen Binapenta Kemnaker Roostiawati menambahkan, dalam menekan angka pengangguran, langkah-langkah yang diambil pemerintah antara lain melalui program pengembangan keterampilan dan program Triple Skilling (Skilling, Up-skilling, dan Re-skilling).
Program pengembangan keterampilan dengan pengembangan kurikulum program pelatihan dan sertifikasi, menyederhanakan persyaratan peserta pelatihan di BLK, dan memanfaatkan fasilitas yang tersedia di BLK untuk dilakukan pelatihan oleh lembaga pelatihan swasta serta meningkatkan kompetensi instruktur pelatihan swasta.
Selain itu, pemerintah juga menyediakan pelatihan berbasis digital dan meningkatkan kemitraan dunia industri dalam program pengembangan pelatihan, meningkatkan jumlah dan kualitas instruktur, meningkatkan program pemagangan, dan menerapkan program 3R (Reorientation, Revitalization, dan Rebranding).
Dari program Triple Skilling, Kemnaker melakukan program Skilling dengan target pencari kerja dan lulusan baru (fresh graduate). Tujuannya untuk melakukan penyesuaian kompetensi yang dibutuhkan dunia industri melalui pelatihan vokasi dan mengurangi pengangguran.
Program Up-skilling dengan target pekerja yang tujuannya untuk meningkatkan kompetensi kerja dalam rangka meningkatkan produktivitas dan kompetisi di dunia kerja.
Program Re-skilling dengan target para pekerja yang berpotensi mengalami PHK dan atau pekerja yang ter-PHK. Tujuannya untuk menyediakan berbagai pilihan pelatihan yang bertujuan untuk pindah profesi atau wirausaha guna menghindari kemungkinan terjadinya kembali PHK.
Tidak hanya itu, dalam usaha penciptaan lapangan pekerjaan di Indonesia, Kemnaker melakukan beberapa upaya diantaranya Penyediaan insentif ketenagakerjaan dalam bentuk program wirausaha padat karya dan teknologi tepat guna di daerah. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan perekonomian daerah dan membuka kesempatan kerja.
Selain itu, membuka kesempatan pengembangan inovasi untuk wirausaha melalui pendirian Innovation Room yang ditujukan bagi kaum muda dalam pengembangan ide dan inovasi. Serta menyediakan iklim investasi yang kondusif, dalam hal penyederhanaan pengurusan ijin TKA di Indonesia guna membuka kesempatan kerja bagi Tenaga Kerja Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah angkatan kerja pada Februari 2019 sebanyak 136,18 juta orang, naik 2,24 juta orang dibanding Februari 2018. Sejalan dengan naiknya jumlah angkatan kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga meningkat sebesar 0,12 persen poin.
Dalam setahun terakhir, pengangguran berkurang 50.000 orang, sejalan dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) yang turun menjadi 5,01% pada Februari 2019.
Dilihat dari tingkat pendidikan, TPT untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih tertinggi diantara tingkat pendidikan lain, yaitu sebesar 8,63%. BPS mencatat jumlah penduduk yang bekerja sebanyak 129,36 juta orang, bertambah 2,29 juta orang dari Februari 2018.
Lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan persentase penduduk yang bekerja terutama pada Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (0,43% poin), Perdagangan (0,39% poin), dan Konstruksi (0,34% poin).
Sementara lapangan pekerjaan yang mengalami penurunan utamanya pada Pertanian (1,00% poin); Administrasi Pemerintahan (0,23% poin); serta Informasi dan Komunikasi (0,06% poin).
Sebanyak 74,08 juta orang (57,27% ) bekerja pada kegiatan informal.
Selama setahun terakhir (Februari 2018–Februari 2019), pekerja informal turun sebesar 0,95% poin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News