Reporter: Muhammad Yazid |
JAKARTA. Kementerian Perhubungan (Kemhub) empat orang anggota dan tim dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) ke Medan, Sumatera Utara. Penerjunan tim tersebut menyusul jatuhnya pesawat CASA 212-200 rute Medan - Kutacane milik maskap Nusantara Buana Air pada Kamis (29/9) pagi.
Direktur Perhubungan Udara Kemhub Harry Bakti S Gumay menjelaskan tim tersebut akan mencari tahu penyebab jatuhnya pesawat, apakah karena faktor cuaca atau faktor teknis. Berdasarkan catatan, meski pesawat itu telah berumur 22 tahun namun secara teknis dinyatakan masih layak terbang. "Jam terbang pesawat adalah 11329.30 flight hours dan 13626 flight cycles. Pesawat dikemudikan oleh pilot yang memiliki jam terbang cukup tinggi," tuturnya kepada wartawan, Kamis siang.
Pesawat tersebut sudah ditemukan tim SAR di kawasan perbukitan Bahorok, Bukit Barisan, Sumatera Utara. "Sudah diketemukan berdasarkan dari pantauan udara, menurut laporan kondisi pesawat masih utuh, ada badan dan sayapnya. Tapi, seluruh penumpang sejumlah 14 orang belum diketahui keberadaannya," imbuh Herry.
Menurut Herry, penerbangan rute bandara Polonia Medan - Bandara Alas Leuser Kutacane statusnya adalah perintis. Di mana, penerbangan rute tersebut telah pertama kali dilakukan sejak 7 Mei 2010. "Penerbangan rute tersebut tidak terjadwal keberangkatannya. Seluruh penumpang yang ada saat itu adalah warga Indonesia," jawabnya.
Pesawat CASA 212-200 terbang dari Bandara Polonia Medan pada pukul 07.28 WIB. Dijadwalkan, pesawat dengan pilot Capt. Famal Ishak mendarat pada pukul 08.05 WIB di Bandara Alas Lauser Kutacane. Namun, sekitar pukul 08.00 waktu setempat pihak pesawat tersebut kehilangan kontak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News