Reporter: Adi Wikanto | Editor: Edy Can
JAKARTA. Anggota Komisi VI DPR kecewa dengan pagu anggaran sementara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tahun 2011. Mereka menilai pagu anggaran 2011 tersebut terlalu kecil bagi sebuah kementerian yang bertanggung jawab terhadap kemajuan industri.
Sebenarnya, 2011 mendatang, anggaran Kementerian Perindustrian menanjak 31,53% dibandingkan tahun lalu menjadi Rp 2,19 triliun. Namun, bila dilihat dari total belanja negara yang mencapai Rp 1.202 triliun, anggota DPR menilai anggaran Kementerian Perindustrian sangat kecil. "Itu hanya 0,18% dari belanja negara, sangat kecil sekali," kata Jony Buyung Saragih, anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Partai Demokrat saat rapat kerja dengan Kemenperin, Rabu (1/9).
Padahal, anggota Komisi VI DPR menilai Kementerian Perindustrian bersentuhan dengan berbagai program strategis seperti program revitalisasi pabrik gula, pengembangan kawasan industri, revitalisasi industri agro, hingga penumbuhan industri manufaktur. "Anggaran ini jauh lebih kecil dari kementerian lain yang notabene tidak bersentuhan dengan kesejahteraan rakyat, seperti Kementerian Keuangan yang mendapat anggaran sekitar Rp 16,5 triliun," kata Daniel Lumban Tobing, dari Fraksi PDI Perjuangan.
Anggota Komisi VI DPR lainnya, Iskandar D Syaichu menambahkan anggaran yang terbatas akan menyulitkan gerak Kementerian Perindustrian untuk memajukan industri. Dia menilai, akibatnya penciptaan lapangan kerja dan kesejahteraan rakyat akan terhambat. "Di bidang pendidikan anggaran kita 20%, tapi di Kementerian Perindustrian hanya kecil, bagaimana industri bisa menampung sarjana-sarjana baru," kata wakil rakyat dari Fraksi PPP tersebut.
Ida Ria dari Fraksi Partai Demokrat bilang, Kementerian Perindustrian akan sangat sulit mengembangkan potensi Indonesia dengan anggaran yang mini. Ia mencontohkan, Indonesia memiliki lahan karet terbesar di dunia, yang mencapai 3,5 juta hektare tetapi industri karet tidak berkembang sama sekali.
Makanya, anggota Komisi VI DPR mendesak Kementerian Perindustrian mengajukan tambahan anggaran. "Jangan sampai, industri kita malah mati," kata Iskandar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News