kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.461.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.130   40,00   0,26%
  • IDX 7.697   -47,60   -0,61%
  • KOMPAS100 1.196   -13,16   -1,09%
  • LQ45 960   -10,60   -1,09%
  • ISSI 231   -1,75   -0,75%
  • IDX30 493   -3,97   -0,80%
  • IDXHIDIV20 592   -5,69   -0,95%
  • IDX80 136   -1,30   -0,95%
  • IDXV30 143   0,32   0,23%
  • IDXQ30 164   -1,28   -0,77%

Kementerian Khusus Perumahan Bisa Dongkrak Pertumbuhan Sektor Properti


Senin, 03 Juni 2024 / 14:14 WIB
Kementerian Khusus Perumahan Bisa Dongkrak Pertumbuhan Sektor Properti
ILUSTRASI. Jika Kementerian Perumahan berdiri sendiri, maka upaya mengurangi backlog perumahan bisa lebih terfokus.


Reporter: Leni Wandira | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo alias Tiko, mengemukakan wacana pemisahan Kementerian Perumahan menjadi instansi tersendiri.

Tiko menjelaskan bahwa jika Kementerian Perumahan berdiri sendiri, maka upaya mengurangi backlog perumahan bisa lebih terfokus.

Menanggapi hal ini, Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) menilai bahwa keberadaan Kementerian Perumahan yang mandiri akan berdampak positif bagi pertumbuhan sektor properti.

Ketua Umum AREBI, Lukas Bong, menyayangkan bahwa Kementerian PUPR saat ini hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur sehingga penataan ruang menjadi stagnan.

Seperti diketahui, backlog perumahan di Indonesia telah mencapai 13 juta unit dan terus bertambah setiap tahun.

Baca Juga: Kepala & Wakilnya Mundur Dari Otorita IKN, Gaji Ratusan Juta Per Bulan Ditinggalkan

"Memang kita lihat ya rezim sebelumnya kelemahan mereka itu mengenai PUPR, harusnya PU terpisah PR terpisah. Jadi kalau kita lihat stagnannya properti di tanah air itu penyebabnya menteri yang di PUPR itu condong kerjanya 70-80% ngurusin PU. Karena mungkin jika dilihat lebih populis tapi PR nya ini jadi agak terbengkalai," ujar Lukas kepada wartawan beberapa waktu lalu.

Oleh karena itu, ia berharap dalam susunan kabinet baru nanti akan ada pemisahan antara Kementerian PU dan Kementerian PR.

Menurutnya, hal ini akan berdampak baik dengan menciptakan kebijakan, regulasi, dan perizinan yang memberikan kepastian usaha serta mendorong investasi dan integrasi berbagai aspek dalam pembangunan.

“Dengan adanya susunan di kabinet mendatang, harapan kita memang PR dan PU dipisah. Jika melihat negara tetangga, mereka punya PR sendiri atau menteri perumahan rakyatnya sendiri. Jadi, properti bisa berkembang dan ada menteri khusus yang memikirkan kebutuhan perumahan rakyat. Jadi, kita menyambut positif soal itu,” pungkasnya.

Baca Juga: Jabat Plt Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara, Basuki Beberkan Mandat dari Jokowi

Sejalan dengan Lukas, Pengamat properti sekaligus Chief Executive Officer Indonesia Property Watch, Ali, juga setuju dengan pemisahan antara PU dan PR. Ali optimis jika pemisahan ini terjadi, maka sektor properti akan tumbuh positif.

"Dari dulu kita memang coba menginisiasi dan menunggu bahwa memang seharusnya ada kementerian perumahan rakyat tersendiri. Nah ini salah satu awal yang bagus untuk membuat sektor perumahan bukan anak tiri lagi karena tadi yang kita tahu selama ini PUPR tapi PU nya aja PR nya ga fokus. Jadi ini adalah entry point di mana pemerintah lebih fokus untuk mengurusi pemukiman rakyat," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×