Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Investasi/BKPM bekerja sama dengan PT Angkasa Pura II (Persero) dan PT Angkasa Pura Aviasi menyelenggarakan kegiatan Market Sounding “Peluang Investasi di Bandara Internasional Kualanamu” secara dalam jaringan (daring) pada Kamis (16/9).
Terdapat tiga proyek infrastruktur yang ditawarkan dari bandar udara yang berlokasi di Deli Serdang, Sumatra Utara ini, yaitu: Airport City yang terdiri dari hotel, convention hall, lapangan golf & driving range, theme park, retail, dan rumah sakit (luas lahan ±135 Ha); E–Commerce Center Warehouse (luas lahan ±2 Ha); dan Integrated Commercial Area- Factory Outlet and MICE (luas lahan ±20 Ha).
Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Nurul Ichwan menyampaikan dukungan penuh dari Kementerian Investasi/BKPM atas pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan oleh PT Angkasa Pura Aviasi ini.
Pasalnya, bandara menjadi salah satu infrastruktur vital dalam sektor transportasi yang berdampak pada sistem konektivitas dan logistik. Pertumbuhan penumpang, pesawat, dan kargo perlu diimbangi dengan sistem dan infrastruktur bandara yang terintegrasi dengan teknologi dan sarana-prasarana pendukung yang memadai serta konsep airport city.
Baca Juga: Menteri ESDM resmikan 17 titik BBM satu harga
“Kami sangat mengapresiasi semangat PT Angkasa Pura Aviasi dalam melakukan sosialisasi peluang investasi yang dimilikinya di tengah kondisi pandemi Covid-19 ini. Pelayanan infrastruktur bandara yang dapat meningkatkan iklim investasi sangat dibutuhkan, terutama pada kondisi bisnis bandara yang sedang turun," ucap Nurul, (16/9).
Oleh karena itu, Nurul mengatakan pengelolaan infrastruktur transportasi udara dituntut untuk mampu berinovasi dalam pengembangan bisnis agar dapat terus memberikan pelayanan yang baik. "Dengan adanya ketiga proyek yang ditawarkan ini, kami yakin dapat mendukung pengelolaan bandara sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatra Utara maupun Indonesia,” jelas Nurul.
Nurul berharap pengelolaan bandara ini tidak hanya dapat meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, namun juga dapat mewujudkan konsep bandara masa depan sebagai infrastruktur multimoda dan multifungsi yang dapat mendorong pengembangan kawasan di sekitarnya. Karenanya dibutuhkan peningkatan strategic partnership antara PT Angkasa Pura II (Persero) dan PT Angkasa Pura Aviasi dengan para pelaku usaha, yang tidak hanya dapat meningkatkan kinerja bisnis, tetapi juga membangun kerja sama yang saling menguntungkan.
Baca Juga: KA Bandara YIA mulai beroperasi secara komersial besok, Jumat (17/9)
Menanggapi hal tersebut, Direktur PT Angkasa Pura Aviasi Haris menyampaikan bahwa pihaknya saat ini dalam tahap mencari mitra strategis untuk menjadi rekan dalam mengelola dan mengembangkan Bandara Internasional Kualanamu.
Mitra strategis nantinya akan menjadi pemegang saham maksimal 49% di PT Angkasa Pura Aviasi, sementara sebesar 51% saham akan dikuasai Angkasa Pura II.
Haris meyakinkan bahwa model pengembangan bandara ini akan menguntungkan dan mengakselerasi peningkatan bisnis kebandarudaraan Indonesia. Keuntungan dari strategic partnership ini adalah masuknya Foreign Direct Investment (FDI) ke Indonesia yang terdiri dari Capex Commitment dan
Upfront Payment, serta pengembangan aset di Kualanamu guna mewujudkan 3E yaitu Expansion The Traffic, Expertise Sharing, dan Equity Partnership dengan tujuan menjadikan Bandara Kualanamu sebagai International Airport Hub di kawasan wilayah barat Indonesia.
“Seluruh industri penerbangan tentunya sangat terdampak di tengah situasi pandemi Covid-19 seperti ini, namun tidak menyurutkan kami selaku anak usaha plat merah yang diberi mandat dalam mencari mitra strategis dalam mengembangkan lahan Bandara Internasional Kualanamu menjadi lahan komersial terpadu. Pengembangan kawasan airport city yang dapat bersinergi dengan mitra-mitra potensial. Dengan adanya kolaborasi antara pemangku kepentingan dengan mitra usaha ini diharapkan dapat menjadi salah satu motor penggerak ekonomi (economic driver) di kawasan barat Indonesia, khususnya di wilayah Sumatra Utara,” ujar Haris.
Ke depannya, kapasitas terminal penumpang Bandara Internasional Kualanamu akan ditingkatkan hingga mencapai 40 juta penumpang per tahun. Pada masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 sekarang, bandara ini melayani penumpang sekitar 2 ribu sampai dengan 3 ribu penumpang per harinya. Sedangkan di masa normal dapat melayani penumpang berkisar 9-11 juta penumpang per tahun.
Menurut Haris, pertumbuhan angkutan kargo juga cukup besar. Hal ini didukung dengan data angkutan kargo di Bandara Internasional Kualanamu dalam 3 (tiga) tahun terakhir yang mencapai rata-rata 50.000 ton dalam setahun.
Baca Juga: Freeport Indonesia memastikan proyek smelter di Gresik terus berlanjut
Bandara Kualanamu saat ini memiliki kapasitas terminal penumpang 9 juta orang per tahun dan menyandang status Bintang 4 dari Skytrax. Akses menuju Bandara Kualanamu didukung dengan berbagai alternatif, mulai dari Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi hingga akses dengan Kereta Bandara Railink dengan waktu tempuh dari bandara ke pusat kota Medan sekitar 30 menit.
Kegiatan market sounding ini diikuti oleh lebih dari 190 peserta yang berasal dari perusahaan swasta dan BUMN di bidang konstruksi, konsultan, lembaga keuangan, organisasi internasional, jasa kebandarudaraan, hotel, developer/properti, kawasan, logistik/kargo, retail, iklan, baik dari dalam maupun luar negeri.
Kementerian Investasi/BKPM beserta PT Angkasa Pura II (Persero) dan PT Angkasa Pura Aviasi mengajak para mitra strategis baik nasional maupun internasional untuk dapat mengambil kesempatan ini dengan ikut berpartisipasi dalam proses seleksi mitra. Kolaborasi antara pemerintah dan para mitra strategis diharapkan bisa menghidupkan kembali semangat pembangunan dan pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan kawasan komersial multi moda yang terintegrasi dengan kegiatan kebandarudaraan khususnya di Kualanamu.
Selanjutnya: Garuda Indonesia (GIAA) gandeng Angkasa Pura Kargo luncurkan Cargo Incoming Lounge
“Seluruh industri penerbangan tentunya sangat terdampak di tengah situasi pandemi Covid-19 seperti ini, namun tidak menyurutkan kami selaku anak usaha plat merah yang diberi mandat dalam mencari mitra strategis dalam mengembangkan lahan Bandara Internasional Kualanamu menjadi lahan komersial terpadu. Pengembangan kawasan airport city yang dapat bersinergi dengan mitra-mitra potensial. Dengan adanya kolaborasi antara pemangku kepentingan dengan mitra usaha ini diharapkan dapat menjadi salah satu motor penggerak ekonomi (economic driver) di kawasan barat Indonesia, khususnya di wilayah Sumatra Utara,” ujar Haris.
Ke depannya, kapasitas terminal penumpang Bandara Internasional Kualanamu akan ditingkatkan hingga mencapai 40 juta penumpang per tahun. Pada masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 sekarang, bandara ini melayani penumpang sekitar 2 ribu sampai dengan 3 ribu penumpang per harinya. Sedangkan di masa normal dapat melayani penumpang berkisar 9-11 juta penumpang per tahun. Menurut Haris, pertumbuhan angkutan kargo juga cukup besar. Hal ini didukung dengan data angkutan kargo di Bandara Internasional Kualanamu dalam 3 (tiga) tahun terakhir yang mencapai rata-rata 50.000 ton dalam setahun.
Bandara Kualanamu saat ini memiliki kapasitas terminal penumpang 9 juta orang per tahun dan menyandang status Bintang 4 dari Skytrax. Akses menuju Bandara Kualanamu didukung dengan berbagai alternatif, mulai dari Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi hingga akses dengan Kereta Bandara Railink dengan waktu tempuh dari bandara ke pusat kota Medan sekitar 30 menit.
Kegiatan market sounding ini diikuti oleh lebih dari 190 peserta yang berasal dari perusahaan swasta dan BUMN di bidang konstruksi, konsultan, lembaga keuangan, organisasi internasional, jasa kebandarudaraan, hotel, developer/properti, kawasan, logistik/kargo, retail, iklan, baik dari dalam maupun luar negeri. Kementerian Investasi/BKPM beserta PT Angkasa Pura II (Persero) dan PT Angkasa Pura Aviasi mengajak para mitra strategis baik nasional maupun internasional untuk dapat mengambil kesempatan ini dengan ikut berpartisipasi dalam proses seleksi mitra. Kolaborasi antara pemerintah dan para mitra strategis diharapkan bisa menghidupkan kembali semangat pembangunan dan pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan kawasan komersial multi moda yang terintegrasi dengan kegiatan kebandarudaraan khususnya di Kualanamu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News