kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kementan tegaskan penyakit pada babi di Indonesia bukan flu babi


Rabu, 01 Juli 2020 / 19:40 WIB
Kementan tegaskan penyakit pada babi di Indonesia bukan flu babi
ILUSTRASI. Peternakan babi di Kampung Tangga Asem, Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang (28/4). Sejumlah peternak mengaku mulai meresahkan penyebaran penyakit flu babi yang dapat berpengaruh terhadap penjualan ternak mereka. KONTAN/Daniel Prabowo


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) menjelaskan tentang temuan virus baru Flu Babi (Swine Flu). Dirjen PKH I Ketut Diarmita pun menegaskan, Flu Babi tidak sama dengan Demam Babi Afrika atau African Swine Fever (ASF).

“Kasus penyakit pada babi yang ada di Indonesia pada saat ini adalah ASF dan bukan Flu Babi,” kata Dirjen PKH I Ketut Diarmita, Rabu (1/7).

Baca Juga: Dampak flu babi, harga daging babi di China kembali melonjak

Menurut Diarmita, penyakit Flu Babi yang dilaporkan oleh ilmuwan Tiongkok merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus infulenza H1N1 galur baru dan berpotensi menular dari hewan ke manusia (zoonosis), sedangkan kasus penyakit pada babi yang ada di Indonesia adalah penyakit ASF yang disebabkan oleh Virus ASF yang tidak dapat menular ke manusia.

Menurut Diarmita, kasus ASF dilaporkan di Indonesia sejak akhir 2019 di Sumatra Utara. Dia juga mengatakan Kementran terus memantau perkembangan kasus tersebut.

"Berdasarkan data yang ada, tidak pernah ada laporan kejadian ASF pada manusia di seluruh negara tertular,” kata Diarmita.

Baca Juga: Disebut G4, inilah virus flu baru dengan potensi pandemi...

Adapun, sejak ASF mulai dilaporkan di China pada 2018, Kementan terus melakukan pengendalian dan mensosialisasikan tentang ASF ke Provinsi/Kabupaten/Kota melalui edaran dan juga sosialisasi secara langsung, pelatihan, dan simulasi.

Diarmita juga mengatakan bahwa hingga saat ini, kasus Flu Babi belum pernah dilaporkan di Indonesia. Ia menegaskan pihaknya akan terus melakukan berbagai langkah kewaspadaan untuk mengurangi potensi masuk dan menyebarnya Flu Babi tersebut di Indonesia.

“Jadi masyarakat tidak perlu khawatir terkait Flu Babi ini. Pemerintah akan terus memantau dan berupaya agar penyakit ini tidak terjadi di Indonesia,” ucapnya.

Dia juga mengatakan Kementan akan memperkuat kapasitas deteksi laboratorium kesehatan hewan di Indonesia, serta meminta jejaring laboratorium untuk melakukan surveilans untuk deteksi dini penyakit dimaksud. Menurutnya, para petugas karantina juga selalu waspada di pintu-pintu pemasukan untuk mengawasi pemasukan hewan dan produk yang mempunyai potensi risiko membawa penyakit.

Baca Juga: Corona belum rampung, virus flu baru berpotensi pandemi muncul lagi di China

Sebelumnya dikabarkan, terdapat temuan galur baru virus influenza H1N1 pada babi di Tiongkok yang dianggap para ahli mempunyai potensi menulari manusia dan menimbulkan pandemi di masa yang akan datang.

“Pengawasan sistematis terhadap virus influenza pada babi adalah kunci sebagai peringatan kemungkinan munculnya pandemi influenza berikutnya. Kita akan siapkan rencana kontingensinya juga,” kata Diarmita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×