kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kementan targetkan produksi cabai meningkat 7% tahun ini


Senin, 10 Februari 2020 / 19:55 WIB
Kementan targetkan produksi cabai meningkat 7% tahun ini
ILUSTRASI. Pedagang memilah cabai rawit merah yang dijajakannya di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Selasa (14/1/2020). Kementan menargetkan produksi cabai, baik cabai besar dan cabai rawit, masing-masing akan meningkat 7% di tahun ini.


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan produksi cabai, baik cabai besar dan cabai rawit, masing-masing akan meningkat 7% di tahun ini.

Berdasarkan data Kementan, di 2019 produksi cabai besar sebesar 1,26 juta ton dengan luas panen sebesar 144.391 hektare (ha) dan produktivitas 8,77 ton per ha. Dengan target peningkatan 7%, maka tahun ini produksi cabai besar disasar mencapai 1,35 juta ton dengan luas panen 152.932 ha dan produktivitas sebesar 8,86 ton per ha.

Sementara, produksi cabai rawit di 2019 sebanyak 1,37 juta ton dengan luas panen 177.581 ha dan produktivitas 7,8 ton per ha. Ditargetkan, tahun 2020 produksi akan menjadi 1,46 juta ton, dengan luas panen 187.995 ha dengan produktivitas 7,8 ton per ha.

Baca Juga: Rekomendasi impor bawang putih keluar, harga tak serta merta langsung turun

Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto mengatakan, ada beberapa langkah yang dilakukan untuk meningkatkan produksi, beberapa di antaranya menggunakan fasilitas APBN untuk mengembangkan kawasan, serta mengoptimalkan kredit usaha rakyat (KUR).

"Kami akan mengoptimalkan dan memanfaatkan dana KUR. Pemerintah mengalokasikan KUR ke hortikultura Rp 6,39 triliun. Jadi manfaatkan anggaran itu, dan kita perlu dukungan pemerintah daerah dan mencari petani petani yang bankable untuk bisa mendapatkan KUR," ujar Prihasto, Senin (10/2).

Menurut Prihasto, dana KUR tersebut pun akan diprioritaskan untuk meningkatkan produksi cabai di daerah kategori utama, atau daerah yang bisa memenuhi kebutuhan cabainya sendiri.

Sementara, dana dari APBN akan digunakan utnuk daerah dengan kategori pengembangan. Daerah dengan kategori pengembangan ini artinya daerah tersebut sama sekali tidak bisa memenuhi kebutuhan cabai.

"Karena dana dari APBN tidak besar, jadi kita prioritaskan untuk daerah yang kategorinya pengembangan," kata Prihasto.

Lebih lanjut, bila pertumbuhan lahan cabai terus meningkat 7% setiap tahunnya, maka produksi cabai besar di 2021 akan sebesar 1,45 juta ton, di 2022 sebesar 1,55 juta ton, di 2023 sebesar 1,66 juta ton, dan di 2024 akan mencapai 1,77 juta ton.

Sementara, produksi cabai rawit akan mencapai 1,57 juta ton di 2021, 1,68 juta ton di 2022, 1,80 juta ton di 2023, dan sebesar 1,92 juta ton di 2024.

Baca Juga: Kementan terbitkan rekomendasi impor bawang putih sebanyak 103.000 ton

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×