Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengatakan, pihaknya akan mendorong peningkatan kualitas kunjungan wisatawan ke Indonesia.
Wishnutama mengatakan, sebelum pandemi covid-19, Kemenparekraf fokus mengubah arah kebijakan dari quantity tourism bergeser menjadi quality tourism atau berfokus kepada kualitas kunjungan wisatawan. Yakni meningkatkan pengeluaran setiap wisatawan dalam setiap kunjungannya (average spending per arrival).
“Ternyata, kebutuhan pasar pariwisata ke depan sejak terjadinya pandemi covid-19 ini justru mementingkan quality tourism sehingga jika fokus kepada quality tourism, spending daripada arrival itu akan semakin besar,” kata Wishnutama dalam diskusi virtual, Minggu (30/8).
Baca Juga: 4 Hal ini jadi tantangan UMKM ekonomi kreatif tembus pasar internasional
Wishnutama mengatakan, kuliner dan kriya merupakan salah satu porsi pengeluaran terbesar wisatawan setelah akomodasi. Ia menyebut, jika sebelumnya wisata hanya membicarakan soal destinasi wisata atau kebudayaannya, saat ini hal itu telah berubah. Kuliner bisa menjadi salah satu daya tarik wisata serta kegiatan – kegiatan lainnya.
“Bagaimana caranya spending itu besar, tentunya ada yang dibeli di Indonesia, experience, produk-produk kreatif apa yang akan dibeli, event – event apa yang akan dihadiri dan seterusnya sehingga hal ini akan memberikan dampak perekonomian yang luar biasa terhadap kemajuan ekonomi kreatif di Indonesia,” kata Wishnutama.
Lebih lanjut Wishnutama mengatakan, Indonesia menjadi negara ketiga terbesar di dunia setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan dalam hal kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB negara. Data BPS menyebutkan, tiga kontributor PDB terbesar pada tahun 2017 adalah subsektor kuliner sebanyak 41%, fashion sebesar 17% dan kriya sebesar 14,9%.
Baca Juga: Penjualan meningkat 26% sejak pandemi, UMKM didorong masuk pasar e-commerce
Ketiga subsektor itu juga menyumbang ekspor teratas yakni subsektor Fashion sebesar US$ 11,9 miliar (60%), kriya US$ 6,4 miliar (32%), dan kuliner US$ 1,3 miliar (6%). Tidak hanya itu, terdapat tiga subsektor lain yang berpotensi semakin meningkat ke depannya yakni subsektor film, subsektor musik, dan subsektor aplikasi dan games.
“Sektor ekonomi kreatif berkontribusi besar terhadap PDB nasional. Menurut data Opus tahun 2020 prediksi sumbangan 17 subsektor ekonomi kreatif akan mencapai Rp 1.100 triliun,” ujar Wishnutama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News