Reporter: Ratih Waseso | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki memastikan Bantuan Presiden (Banpres) Produktif untuk Usaha Mikro sudah tersalurkan kepada 9,7 juta pelaku usaha mikro yang tersebar di seluruh Indonesia dengan nilai Rp 23,4 triliun atau 81,19%. Hingga akhir tahun 2020 pemerintah masih membuka kesempatan kepada 3 juta pelaku usaha untuk mendapatkan Banpres Produktif Usaha Mikro.
Program itu diluncurkan oleh pemerintah agar bagi para pelaku usaha mikro tetap bertahan menjalankan usahanya di tengah krisis akibat pandemi Covid-19. Dimana bantuan diberikan sebesar Rp 2,4 juta untuk pelaku usaha mikro yang memenuhi syarat.
“Bagi UMKM yang sudah bankable dapat mengakses kredit perbankan, maupun lembaga pembiayaan lainnya,” kata Teten dalam siaran pers pada Rabu (25/11).
Teten mengatakan sesuai hasil rapid survey Asian Development Bank (ADB) menunjukkan kebijakan yang paling dibutuhkan usaha mikro di masa pandemi Covid-19 ini adalah pinjaman tanpa bunga dan agunan yaitu sebanyak 91,8% usaha mikro, serta 89,5% UMKM membutuhkan bantuan hibah. “Bagi pelaku usaha mikro seperti petani, nelayan, atau petambak yang belum mengakses pembiayaan perbankan dapat mengakses,” imbuhTeten.
Sedangkan bagi pelaku usaha yang sudah ber-Koperasi diminta dapat mengakses perkuatan modal kerja Koperasi melalui LPDB-KUMKM. Pemerintah menggulirkan program Pemulihan Ekonomi Nasional melalui LPDB-KUMKM dengan alokasi anggaran sebesar Rp 1 triliun.
Baca Juga: Di tengah pandemi, Kemenko PMK dorong keseimbangan risiko kesehatan dan ekonomi
“Kami telah menyalurkan 100 persen dengan 63 Koperasi penerima (101.011 UMKM). Saat ini LPDB-KUMKM mendapatkan penambahan anggaran sebesar Rp 292 miliar diperuntukan bagi Koperasi untuk menyerap produk petani/nelayan,” papar Teten.
Meski Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi di kuartal tiga minus 3,49$, yang menunjukkan terjadinya pertumbuhan positif sejak kuartal 2. Namun angka jumlah pengangguran di Indonesia per Agustus 2020 mencapai 9,77 juta orang, dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mencapai 7,07%.
Oleh karena itu, Teten menekankan UMKM dan kewirausahaan menjadi sangat vital posisinya dalam upaya akselerasi pemulihan ekonomi nasional serta penyerapan tenaga kerja. "Namun demikian, kita juga dihadapkan dengan Rasio Kewirausahaan rendah berkisar 3,47%,” ujar Teten.
Upaya untuk meningkatkan rasio kewirausahaan salah satunya menurut Teten dapat dilakukan melalui jalur perguruan tinggi yakni dengan memasukkan kewirausahaan ke dalam semua kurikulum bidang studi, mendirikan inkubator wirausaha, dan mengadakan event kewirausahaan bagi mahasiswa.
Selanjutnya: Daftar UMK Jateng 2021: Paling tinggi Kota Semarang, paling rendah Banjarnegara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News