kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Kemenkop UKM sebut 8 komoditas akan masuk program korporasi pangan


Rabu, 18 November 2020 / 22:42 WIB
Kemenkop UKM sebut 8 komoditas akan masuk program korporasi pangan


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki menuturkan pihaknya mendorong para petani, pekebun, dan nelayan yang sebagian besar tergolong pelaku UMKM di Indonesia untuk mulai berkonsolidasi dan membangun korporatisasi petani melalui koperasi.

Persoalan yang kini dihadapi di sektor pertanian rakyat di Indonesia ialah masih bersifat perorangan dengan lahan yang sempit, tidak berskala ekonomi, tidak didukung oleh tata kelola yang modern dan tidak didukung oleh industri hulu dan hilir.

"Solusi kami adalah bagaimana mendorong untuk membangun kelembagaan usaha yang dikelola secara profesional dalam skala ekonomi, ini yang saya kira kita ingin lakukan," kata Teten saat acara Jakarta Food Security Summit yang digelar secara virtual, pada Rabu (18/11).

Sektor pertanian, perkebunan, perhutanan termasuk perikanan memiliki kontribusi terhadap PDB itu baru 13%. Kemudian Teten menambahkan persentasi jumlah UMKM terbesar ada di sektor pertanian 51,2%. Dimana tantangan sektor pangan saat ini ialah rantai pasok yang rumit.

Baca Juga: Kementan: Food estate bisa dikembangkan di seluruh provinsi

"Tantangan di sektor pangan mulai dari petani, pengepul, pengepul besar, pasar induk, pasar tradisional sampai konsumen. Lalu di sektor produksi di dominasi oleh petani-petani kecil berlahan sempit, nelayan kecil dalam skala non ekonomi, peternak berlahan sepit," ungkap Teten.

Oleh karenanya Teten menerangkan pihaknya kini telah memetakan koperasi di sektor pangan yang potensial untuk didorong menjadi koperasi modern.

“Kami sedang mengexcercise sekitar 8 komoditas pangan untuk masuk dalam korporatisasi petani,” jelasnya.

Saat ini koperasi nelayan baru ada sekitar 14%, koperasi peternakan baru 3%, koperasi kehutanan baru 2%, koperasi pertanian termasuk koperasi unit desa (KUD) juga baru 33%, koperasi perkebunan 15%. "Kami ingin simpulkan korporat tani itu belum ada disini," imbuhnya.

Terdapat 7 koperasi yang menjadi pilot project yakni KSU Citra Kinaraya, Demak – Jateng (Komoditas Beras premium specialty), Koperasi Berkah Multi Generasi, Bandung – Jabar (Komoditas Kentang), dan KPMK Pangandaran – Jabar (Komoditas Kelapa).

Kemudian Koperasi Rakyat Halmahera – Maluku Utara (Komoditas Kelapa), KAN Jabung, Malang – Jatim (Komoditas Tebu/Susu), Koperasi Pugar Ronggolawe Makmur, Tuban – Jatim (Komoditas Garam), dan KPSP Saluyu, Kuningan – Jabar (Komoditas Susu).

Selanjutnya: Menteri Koperasi dan UKM dorong korporatisasi UMKM

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×