Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengatakan, pemerintah saat ini terus berupaya melakukan inovasi kelembagaan UMKM melalui program korporatisasi UMKM. Hal ini seperti arahan Presiden Jokowi untuk perbaikan UMKM.
Teten mengatakan, korporatisasi yang dimaksud adalah bagaimana usaha kecil dan perseorangan dapat dikonsolidasikan dalam satu kelembagaan yang dikelola bersama. Pihaknya mendorong untuk direalisasikan melalui pembentukan koperasi. Baik koperasi petani, koperasi nelayan atau corporate farming.
“Dengan kelembagaan ini maka para petani kecil dan berlahan sempit dapat dikonsolidasi ke dalam skala usaha berekonomian,” kata Teten dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi, Kamis (22/10).
Teten menyebut, korporatisasi tersebut punya potensi untuk dikembangkan. Belum adanya corporate farming terkendala masalah inefisiensi karena kepemilikan lahan yang sempit, pembiayaan, kepastian pasar, harga dan juga inovasi teknologi.
“Saya kira proyek besar korporatisasi pangan ini tidak bisa dikerjakan sendiri, tapi harus menjadi proyek bersama kolaborasi antara Kementerian Pertanian, KKP, KLHK, Kementerian ATR/BPN, Kementerian BUMN, Kemenkop UKM dan Pemda,” ujar dia.
Baca Juga: Menteri Teten siapkan pilot project koperasi nelayan
Kata Teten, dalam model bisnis seperti itu perlu dukungan sarana produksi mulai dari hulu hingga pengolahan dan manajemen profesional. Produksi dan pasar harus terhubung secara pasti sehingga lembaga pembiayaan dan penjaminan pinjaman untuk sektor produksi akan bergairah.
Menurut Teten, perbankan atau koperasi simpan pinjam masih kecil porsinya untuk membiayai sektor produksi di sektor pangan. Kemudian, penggunaan teknologi digital dalam proses bisnis dan pemasaran akan menyempurnakan tata niaga pangan yang lebih baik
“Kami sekarang dalam tahap piloting salah satunya untuk padi, beras dan pak gubernur Jawa Tengah di Demak. Ini sudah kemarin dilaporkan presiden dan beberapa komoditi lain seperti bawang garam jagung di beberapa daerah lain,” ujar dia.
Selain itu, Teten mengatakan, pihaknya tengah proses pengembangan aplikasi pangan digital bekerjasama dengan BUMN bidang logistik yakni BGR Logistics. Menurutnya, pengembangan aplikasi ini perlu terus dikembangkan. Terutama untuk membangun rantai distribusi pangan melalui jaringan warung sembako tradisional yang jumlahnya sekitar 3,5 juta.
Ia menyebut, saat ini sedang dalam pilot project di Jabodetabek yang salah satunya untuk keperluan operasi pasar. Yakni penggunaan jaringan distribusi pangan melalui warung sembako untuk operasi pasar.
"Untuk mengendalikan inflasi saya kira akan lebih efektif karena langsung masuk ke lokasi masyarakat yang menjadi target dari operasi pasar," ujar Teten.
Selanjutnya: Menkop UKM sebut sertifikasi halal dorong kenaikan omzet UMKM
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News