CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.322.000   -29.000   -1,23%
  • USD/IDR 16.782   35,00   0,21%
  • IDX 8.385   -32,29   -0,38%
  • KOMPAS100 1.163   -2,62   -0,22%
  • LQ45 848   -2,40   -0,28%
  • ISSI 292   -1,69   -0,57%
  • IDX30 443   -1,81   -0,41%
  • IDXHIDIV20 514   -0,12   -0,02%
  • IDX80 131   -0,55   -0,42%
  • IDXV30 136   -0,84   -0,61%
  • IDXQ30 142   0,29   0,21%

Kemenko Perekonomian: Ketidakpastian Ekonomi Global Masih Tinggi, Namun Membaik


Selasa, 28 Oktober 2025 / 13:10 WIB
Kemenko Perekonomian: Ketidakpastian Ekonomi Global Masih Tinggi, Namun Membaik
ILUSTRASI. Berbagai indeks ketidakpastian ekonomi global mulai menunjukkan perbaikan, namun levelnya masih relatif tinggi


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Pemerintah terus mencermati dinamika ekonomi global meskipun sejumlah indikator menunjukkan tren penurunan volatilitas.

Deputi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha BUMN Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Ferry Irawan menuturkan, berbagai indeks ketidakpastian ekonomi global mulai menunjukkan perbaikan, namun levelnya masih relatif tinggi dibandingkan rata-rata historis.

Hal ini terlihat dari berbagai indikator ketidakpastian yang mulai menurun, seperti VIX Index, Move Index, Global Economic Policy Uncertainty Index, serta Global Trade Policy Uncertainty Index.

"Tapi kita mencermati juga meskipun secara tren turun, tapi kalau kita secara level ini juga masih ada sedikit lebih tinggi dari rata-ratanya," ujar Ferry dalam acara Sarasehan 100 Ekonom, Selasa (28/10/2025).

Baca Juga: Menkeu Purbaya: Ekonomi Global Mulai Membaik meski Ketidakpastian Masih Tinggi

Ferry menyebut, kondisi ini menjadi salah satu tantangan yang harus terus dicermati dan direspons secara tepat oleh pemerintah agar tidak menimbulkan tekanan terhadap stabilitas ekonomi domestik.

Selain faktor ketidakpastian global, Ferry juga menyoroti perkembangan kebijakan tarif yang dilakukan Amerika Serikat. 

Menurutnya, pemerintahan AS saat ini menggunakan tarif sebagai instrumen utama untuk meningkatkan daya tawar dalam hubungan perdagangan internasional.

"Ini yang terus dilakukan termasuk terakhir dengan pesaing kuat yaitu China. Ini juga kita monitor," kata Ferry.

Baca Juga: Ketidakpastian Ekonomi Indonesia Sentuh Rekor Tertinggi, Investor Asing Makin Ragu

Selanjutnya: Pemerintah Targetkan 12 Juta Serapan Kerja per Tahun dari Program KUR

Menarik Dibaca: Promo Hypermart Weekday 28-30 Oktober 2025, Jeruk Santang-Kiwi Green Harga Spesial

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×