Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - MANGGARAI BARAT. Di tengah ketidakpastian ekonomi global, Bank Indonesia menilai pertumbuhan ekonomi dalam negeri berpeluang membaik pada semester kedua tahun ini. Salah satu faktor pendorongnya peluang pulihnya permintaan domestik.
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter (DKEM) BI Juli Budi Winantya memperkirakan, pertumbuhan ekonomi di semester kedua berada pada kisaran 4,6% hingga 5,4%.
“Perbaikan ini juga didukung oleh positifnya kinerja ekspor. Sejalan dengan perundingan tarif dengan AS,” ujarnya dalam Editor Briefing 2025 di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Jumat (18/7).
Menurutnya, tingkat ekspor Indonesia berpotensi meningkat setelah Amerika Serikat (AS) menetapkan tarif impor Indonesia cukup kompetitif, yakni 19%, lebih rendah dibandingkan mayoritas negara ASEAN lainnya.
Juli mengatakan, berbagai respons bauran kebijakan pemerintah dan BI juga meningkatkan keyakinan pelaku ekonomi. Sehingga pada akhirnya akan mendorong kegiatan ekonomi.
Baca Juga: Hasil Survei BI: Kegiatan Dunia Usaha Melambat Secara Tahunan Pada Kuartal II 2025
Tingkat konsumsi masyarakat juga bisa menguat, sejalan dengan inflasi yang relatif stabil. “Beberapa program pemerintah seperti bantuan sosial diharapkan dapat mengerek konsumsi,” katanya.
Pada kuartal II 2025, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh investasi non-bangunan terkait kegiatan di sektor transportasi. Kinerja ekspor cukup baik ditopang oleh ekspor berbasis sumber daya alam dan produk manufaktur.
Secara sektoral, lapangan usaha pertanian tetap tumbuh ditopang oleh kinerja subsektor lapangan usaha perkebunan dan dukungan program pemerintah. Sedangkan kinerja beberapa lapangan usaha utama lainnya seperti lapangan usaha industri pengolahan serta lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum belum kuat.
Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA) David Sumual juga menilai, tekanan yang cukup berat di semester pertama sudah mulai reda.
“Selain itu, pemerintah juga mulai belanja dan ada banyak stimulus. Jadi kondisi semester kedua akan berbeda jauh dengan sebelumnya,” katanya.
Baca Juga: Pembelian SBN oleh BI Hampir Tembus Target, Bisa Berdampak Pada Kredibilitas Fiskal
Sebelumnya, Bank Indonesia mengatakan masih akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga untuk mendorong ekonomi dengan mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah dan pencapaian sasaran inflasi, sesuai dinamika yang terjadi pada perekonomian global dan domestik.
Sementara, kebijakan makroprudensial akomodatif terus dioptimalkan lewat berbagai strategi untuk meningkatkan kredit, menurunkan bunga dan fleksibilitas pengelolaan likuiditas perbankan guna mendorong ekonomi.
BI juga mengatakan, kebijakan sistem pembayaran juga telah diarahkan menopang pertumbuhan ekonomi melalui perluasan akseptasi pembayaran digital, serta penguatan infrastruktur dan konsolidasi struktur industri sistem pembayaran.
Selanjutnya: Catat Jadwal Super League 2025-2026 Pekan 1, Mulai 8 Agustus 2025
Menarik Dibaca: Rekomendasi 5 Film Animasi Pendek yang Cocok untuk Semua Umur
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News