kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.924   6,00   0,04%
  • IDX 7.199   58,32   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   10,55   0,96%
  • LQ45 877   11,13   1,28%
  • ISSI 220   0,58   0,27%
  • IDX30 448   5,78   1,31%
  • IDXHIDIV20 540   5,39   1,01%
  • IDX80 127   1,30   1,03%
  • IDXV30 134   0,24   0,18%
  • IDXQ30 149   1,59   1,08%

Kemenkeu dan Banggar Sepakat Tambahan Belanja Negara Rp 21 Triliun untuk Pos Ini


Kamis, 07 September 2023 / 16:56 WIB
Kemenkeu dan Banggar Sepakat Tambahan Belanja Negara Rp 21 Triliun untuk Pos Ini
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati?pada Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR, Rabu (30/8/2023). Kemenkeu dan Banggar Sepakat Tambahan Belanja Negara Rp 21 Triliun untuk Pos Ini .


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI menyelaraskan asumsi dasar ekonomi makro dalam RAPBN 2023 dengan perkembangan ekonomi terkini dan prospek perekonomian ke depan.

Hal ini salah satunya menyangkut mengenai harga minyak yang bergerak cepat dalam beberapa waktu terakhir.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, target pendapatan negara dinaikkan Rp 21 triliun dari Rp 2.781,3 triliun menjadi Rp 2.802,3 triliun.

Nah, dengan target pendapatan negara yang meningkat tersebut maka belanja negara juga bertambah Rp 21 triliun. Kendati begitu, defisit pada tahun depan tetap dijaga pada angka 2,29% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Baca Juga: Kemenkeu dan Banggar DPR Kerek Target PNBP 2024 Jadi Rp 492 Triliun

"Kita telah membahas dan nanti akan disampaikan juga tambahan untuk belanja sebesar Rp 21 triliun, artinya kenaikan ini tidak mengurangi defisit. Defisit tetap dijaga pada Rp 522,8 triliun secara nominal atau secara 2,29% PDB. Jadi nominal untuk defisitnya tidak berubah," ujar Sri Mulyani dalam Rapat Banggar DPR RI, Kamis (7/9).

Sri Mulyani mengatakan, tambahan belanja negara tersebut antara lain dialokasikan untuk belanja kementerian/lembaga (KL) sebesar Rp 3,8 triliun, tambahan subsidi energi Rp 3,2 triliun, kompensasi bahan bakar minyak (BBM) dan listrik Rp 10,1 triliun, serta cadangan pendidikan sebesar Rp 3,9 triliun.

Sebagai gambaran, dengan tambahan sebesar Rp 21 triliun, maka target belanja negara menjadi Rp 3.325,1 triliun, dari sebelumnya Rp 3.304,21 triliun dalam Nota Keuangan.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik, Defisit Anggaran Bisa Semakin Melebar

Di sisi lain, pembiayaan non utang dalam bentuk investasi juga mengalami perubahan. Ia bilang, investasi kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau penyertaan modal negara (PMN) dinaikkan Rp 12,1 triliun dari Rp 18,6 triliun menjadi Rp 30,7 triliun.

Sementara, cadangan pembiayaan dialihkan menjadi PMN sebesar Rp 12,1 triliun.

"Tidak ada perubahan total yaitu Rp 176,2 triliun, namun komposisi berubah dari cadangan pembiayaan dari Rp 25,8 triliun dinaikkan menjadi PMN pada BUMN sebesar Rp12,1 triliun sehingga total PMN BUMN menjadi Rp 30,7 triliun, sedangkan cadangan pembiayaan turun menjadi Rp 13,7 triliun," terang Menkeu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×