Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Anung Sugihantono menegaskan sudah melakukan pemeriksaan terhadap 62 orang atas kasus virus corona. Sekaligus memastikan hingga saat ini belum ada kasus positif virus corona di Indonesia
"59 di antaranya sudah keluar hasilnya dan negatif. Tiga lagi dalam pemeriksaan," ujar Anung di Kantor Staf Presiden, Senin (10/2).
Kemenkes memastikan kemampuan dalam pemeriksaan virus corona. Sebelum muncul virus corona, Indonesia juga telah memiliki pengalaman dalam deteksi virus H5N1, H1N1, MERS, hingga SARS.
Baca Juga: Hari ini, ada 21 WNI pulang ke tanah air dari China
Selain itu ketersediaan alat pun telah dikonfirmasi oleh Kemkes. Bahkan alat yang ada telah sesuai dengan prosedur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan bersertifikasi.
"Pada dasarnya dalam memeriksa ini kita menggunakan standar WHO dan kita juga diakreditasi oleh WHO," terang Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenkes Siswanto.
Dari 62 kasus yang telah diperiksa berasal dari 16 Provinsi. Antara lain DKI Jakarta sebanyak 14 kasus, Bali 11 kasus, Jawa Tengah 7 kasus, Jawa Barat 6 kasus, Jawa Timur 5 kasus, Banten 4 kasus, Sulawesi Utara 4 kasus, Yogyakarta 2 kasus, Kalimantan Timur 2 kasus, Jambi 1 kasus, Papua Barat 1 kasus, NTB 1 kasus, Kepulauan Riau 1 kasus, Bengkulu 1 kasus, Kalimantan Barat 1 kasus, dan Sulawesi Tenggara 1 kasus.
Baca Juga: Terpopuler: Virus corona mungkin menyebar di Indonesia, Dua menteri berkinerja buruk
Namun, bukan berarti Indonesia bisa bernapas lega. Pasalnya, ada berita buruk bahwa orang yang terinfeksi namun tidak terdeteksi kemungkinan secara tidak sadar menyebarkan virus yang sekarang telah membunuh lebih dari 800 jiwa dan menginfeksi lebih dari 31.000 orang.
Melansir ibtimes.com, ahli epidemiologi Marc Lipsitch dari Harvard T.H. Chan School of Public Health, telah memposting hasil riset terbarunya di medRxiv. Ini merupakan sebuah situs medis online yang berfokus pada laporan awal yang belum ditinjau oleh rekan sejawat yang lain.
Penelitian Lipsitch didasarkan pada perkiraan jumlah penumpang yang terbang dari Wuhan, China, tempat virus korona berasal, ke kota-kota global lainnya. Jika sejumlah kasus terdeteksi di kota-kota lain, harapannya adalah bahwa jumlah kasus yang sama atau lebih besar akan terjadi di kota-kota yang terletak lebih dekat ke Wuhan.
"Indonesia, telah melaporkan nol kasus, padahal Anda memprediksi seharusnya sudah ada beberapa kasus," kata Lipsitch. Dia juga mengomentari 25 kasus di Thailand yang dilaporkan. Namun, "Anda akan mengharapkan lebih."
Baca Juga: Presiden Xi: China akan memenangkan pertempuran melawan wabah virus corona
Adapun Kamboja yang telah melaporkan satu kasus juga diragukan pernyataannya. "Sangat tidak mungkin. Tetapi tidak sepenuhnya melampaui apa yang Anda harapkan," ujar Lipsitch, seperti yang dikutip dari ibtimes.com.
Hal yang dia takutkan adalah bahwa sistem kesehatan di negara-negara yang memiliki hubungan dekat dengan China dan Wuhan tidak mendeteksi kasus ketika ada orang yang terinfeksi masuk ke negaranya. Masalahnya semakin membesar karena virus ini sangat menular selama masa inkubasinya, diperkirakan sekitar 10 hari. Karena itu, orang yang diduga terinfeksi virus corona dikarantina selama 14 hari seperti kasus di atas kapal pesiar yang merapat di Jepang atau pangkalan militer di California.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News