kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Kemendag Bakal Tambah Pasokan Minyak Goreng Subsidi di Pasar Jadi 450.000 Ton


Minggu, 05 Februari 2023 / 08:12 WIB
Kemendag Bakal Tambah Pasokan Minyak Goreng Subsidi di Pasar Jadi 450.000 Ton
ILUSTRASI. Mendag Zulkifli Hasan minta pasokan minyak goreng subsidi (MinyaKita) ditambah jadi 450.000 ton


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasokan MinyaKita akan ditambah sebanyak 450.000 ton dari sebelumnya 300.000 ton untuk mengatasi kelangkaan MinyaKita di pasar.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Mendag Zulhas) mengatakan adanya kelangkaan terjadi karena MinyaKita banyak dicari pasaran lantaran harganya lebih murah yaitu Rp 14.000 per liter dan kualitasnya yang bagus.

"Untuk itu, Kementerian Perdagangan bakal menambah pasokan MinyaKita ke pasar yang sebelumnya 300.000 ton per bulan menjadi 450.000 ton per bulan," kata Zulkifli Hasan dalam keterangannya, Sabtu (4/2).

Sementara, pasokan MinyaKita untuk ritel modern akan dikurangi dan dialihkan ke pasar rakyat. Selain itu, Satgas Pangan terus melakukan pengawasan harga dan pasokan MinyaKita agar tepat sasaran.

Baca Juga: Ini Penyebab Minyak Goreng Subsidi Langka di Pasaran Menurut Mendag

"Hingga Lebaran, suplai MinyaKita akan diutamakan untuk pasar rakyat. MinyaKita tidak boleh dijual lebih dari harga eceran tertinggi dan akan Diawasi oleh satgas," papar Zulhas.

Sebelumnya Mendag mengatakan, salah satu penyebab kelangkaan MinyaKita lantaran pemerintah tengah menerapkan program Biodiesel 35 (B35).

Hal ini menyebabkan suplai minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) sebagian akan dialihkan kepada program B35 tersebut.

"Kemarin kami menambah, B20 menjadi B35, B20 itu menyedot 2 juta CPO, untuk mengubah dari menjadi B20 itu (butuh) 9 juta, diubah menjadi B35 itu menjadi 3 juta. Jadi, perlunya 12 juta, menyedot lagi itu. Jadi, ada sebab itu,” pungkas Mendag Zulhas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×