kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kemdag genjot ekspor lewat berbagai strategi


Rabu, 18 Juli 2018 / 18:32 WIB
Kemdag genjot ekspor lewat berbagai strategi
ILUSTRASI. Proses Bongkar Muat Petikemas di JICT, Priok


Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemdag) menggenjot ekspor Indonesia untuk mencapai target pertumbuhan sebesar 11%.

Upaya tersebut dilakukan melalui berbagai strategi. Promosi melalui sejumlah cara merupakan cara yang digunakan untuk mendorong pertumbuhan ekspor.

"Kita menyelenggarakan misi dagang dan Atase Perdagangan (Atdag) di 44 negara harus giat mengetuk pintu buyer menjajakan produk Indonesia," ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen PEN) Kemdag Arlinda usai menghadiri pengumuman pemenang Good Design Indonesia (GDI), Rabu (18/7).

Arlinda bilang Indonesia pun ikut aktif dalam pameran yang diselenggarakan di dunia. Hal itu guna mengenalkan produk Indonesia di pasar global.

Tahun 2018 Indonesia akan ikut serta pada China International Import Expo (CIIE). Pameran tersebut dapat dimanfaatkan untuk menggenjot masuknya barang Indonesia ke China.

Selain menjaga pasar yang telah ada saat ini, Indonesia pun terus membuka pasar non tradisional untuk mengamankan ekspornya. Di tengah perang dagang, pasar baru diperlukan untuk mengalihkan ekspor yang ikut terhambat.

"Kita coba ke pasar non tradisional yaitu Afrika, Timur Tengah, Asia Selatan, Amerika Latin, serta Eropa Timur negara pecahan Rusia," terang Arlinda.

Pendekatan negara non tradisional pun dilakukan dengan membangun perjanjian dagang seperti dengan Tunisia dan Maroko. Arlinda bilang kedua negara tersebut memiliki potensi bagi Indonesia masuk ke pasar Eropa.

Tunisia dinilai memiliki kedekatan geografis dengan Italia sementara Maroko dekat dengan Spanyol. Arlinda menambahkan kedua negara tersebut memiliki perjanjian dagang dengan Eropa.

Berbagai produk yang menjadi unggulan di Afrika seperti Crude Palm Oil (CPO), kopi, dan ikan tuna. Sementara saat misi dagang ke Maroko diungkapkan Arlinda terdapat ketertarikan terhadap hasil produk PT Pindad.

"Hal yang menggembirakan Maroko tertarik dengan hasil produksi PT Pindad sekarang sedang inisiasi," jelas Arlinda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×