Reporter: Hans Henricus B | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Indonesia akhirnya bisa menyampaikan langsung keluhannya atas krisis finansial global yang berawal dari Amerika Serikat (AS) itu.
Dalam kunjungan Menteri Luar (Menlu) Negeri Amerika Serikat,Hillary Clinton, Pemerintah meminta negeri Paman Sam itu menyokong Indonesia dalam upaya meredam dampak gejolak krisis finansial global terhadap roda perekonomian Indonesia.
"Dalam upaya mengembangkan ekonomi, Indonesia mengalami imbas negatif dari krisis keuangan global. Meski demikian, Indonesia tetap menghendaki pertumbuhan ekonomi yang positif tahun ini. Untuk itu, Indonesia mengharapkan bantuan Amerika Serikat dalam mengatasi krisis finansial," ujar Menlu Negeri Hassan Wirajuda dalam jumpa pers bersama Hillary Clinton, di Departemen Luar Negeri, Rabu (18/2).
Menurut Hassan, ada dua bentuk dukungan bagi yang sempat disinggung dalam pertemuan kurang lebih satu jam dengan Hillary. Pertama, Indonesia memerlukan bantuan dalam bentuk bilateral swap arrangement untuk menopang Indonesia mengahadapi krisis finansial global.
"Bilateral swap arrangement ini pernah dilakukan oleh Amerika dengan beberapa negara seperti Singapura, Meksiko dan Brazil. Itu artinya, hal ini bukan suatu yang diangan angan tapi menjadi sesuatu yang mesti dipraktekkan," ujar Hassan
Kedua, Indonesia mengharapkan bantuan AS dalam bentuk dana cadangan alias contingency fund yang diperlukan untuk stimulus ekonomi. Dana itu sudah termasuk upaya membangun infrastruktur di Indonesia dan stimulus ekonomi.
Yang jelas, lanjut Hassan, Indonesia menghendaki dukungan finansial dari Amerika itu bisa sebanding dengan komitmen bantuan yang diperoleh Indonesia baik dalam bentuk dana siaga maupun billateral swap dari negara seperti Australia dan Jepang maupun dari lembaga donor seperti Asian Development Bank dan World Bank.
"Sebagai sesama negara anggota G-20, Indonesia dan Amerika Serikat memiliki kewajiban mencari solusi mengatasi krisis finansial global, dan Indonesia sebagai salah satu negara yang terkena imbas memang perlu mendapat bantuan dari negara-negara mitra kerjasama," tutur Hillary.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News