Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Berdasarkan laporan survei perusahaan riset global Kadence International tentang tren pekerjaan sampingan dan pengaruhnya dalam meningkatkan kelas sosial masyarakat, ternyata kelompok ekonomi kelas atas di perkotaan banyak yang memiliki pekerjaan sampingan alias side job.
Riset tersebut dilakukan di 7 kota besar di Indonesia, antara lain Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Makassar, Medan dan Bali. Survei melibatkan 500 orang responden.
Survei membagi beberapa kelompok masyarakat yaitu Sosial Ekonomi Status (SES) A dengan pendapatan utama Rp 8 juta, SES B dengan pendapatan Rp 4,6 juta, SES C dengan pendapatan Rp 3,5 juta dan SES DE dengan pendapat Rp 2,2 juta.
"Dari riset yang dilakukan dengan metode random sampling dan telephonic interview ini didapat hasil bahwa 29 persen dari total masyarakat perkotaan saat ini memiliki pekerjaan sampingan. Dari angka tersebut, kelas ekonomi atas dan kelas ekonomi bawah adalah kelompok yang paling banyak memiliki pekerjaan sampingan, yaitu masing-masing 34 persen dan 35 persen," kata Managing Director Kadence International Vivek Thomas di Jakarta, Selasa (29/4/2014).
Lebih lanjut, Vivek mengungkapkan dengan memiliki pekerjaan sampingan, kelompok SES DE mampu meningkatkan pendapatannya sebesar 45 persen atau menjadi Rp 3,2 juta, SES C sebesar 49 persen menjadi Rp 5,2 juta, SES B sebesar 65 persen menjadi Rp 7,6 juta dan SES A sebesar 48 persen menjadi Rp 11,8 juta.
Dari 500 responden tersebut merupakan masyarakat usia produktif berusia antara 18-50 tahun. Dari jumlah tersebut 29 persen merupakan ibu rumah tangga, 28 persen karyawan, 16 persen pemilik usaha kecil dan 7 persen tenaga kerja terlatih. (Sakina Rakhma Diah Setiawan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News