kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kelangkaan Stok, Harga Sembako Ini Bisa Makin Pedas


Rabu, 14 September 2022 / 13:43 WIB
Kelangkaan Stok, Harga Sembako Ini Bisa Makin Pedas
ILUSTRASI. Sejumlah bahan pangan pokok rentan mengalami kelangkaan stok di sejumlah provinsi.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada Agustus 2022 terjadi deflasi sebesar -0,21% secara bulanan dan inflasi sebesar 4,69% secara tahunan.  

Mayoritas komoditas yang memberikan andil tertinggi terhadap deflasi di daerah adalah cabai merah, bawang merah, angkutan udara, dan minyak goreng. Sementara komoditas yang memberikan andil inflasi antara lain bahan bakar rumah tangga beras dan aneka ikan.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melaporkan sejumlah bahan pangan pokok yang rawan atau rentan mengalami kelangkaan stok di sejumlah provinsi di Tanah Air. Kelangkaan stok bisa memicu terjadinya kenaikan harga.

Per minggu pertama September, ketahanan stok komoditas bawang putih, daging ayam, dan daging sapi berada dalam level yang aman di 34 provinsi. Namun lima provinsi di Indonesia, seperti Riau, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Maluku Utara, dan Papua Barat stok beras berada dalam status rawan.

Baca Juga: Beras Hingga Rokok Penyumbang Terbesar Garis Kemiskinan Indonesia

Sementara untuk komoditas jagung, 29 provinsi tercatat stoknya aman, namun provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur berada dalam status rawan. Sementara itu provinsi Kepulauan Riau dan Bangka Belitung berada pada status tidak aman untuk stok jagung.

"Demikian pula cabai (besar) aman di tujuh provinsi, rawan di 17 provinsi antara lain Kalimantan Timur, Sumatra Utara, Kalimantan Selatan, Aceh. Sedangkan 10 provinsi ini rentan antara lain di Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Utara, Babel, serta Kalimantan Tengah. Jadi ini makanannya semua pedas-pedas ini," ujar Airlangga dalam Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah Pengendalian Inflasi Tahun 2022, Rabu (14/9).

Sedangkan untuk cabai rawit, tercatat aman di 10 provinsi, rawan di 14 provinsi termasuk di dalamnya Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, Lampung dan Sulawesi Utara. Sementara 10 provinsi tercatat tidak aman meliputi Maluku Utara, Papua Barat, Kalimantan Utara, Bangka Belitung, Maluku, dan lainnya.

Untuk gula pasir, tercatat 27 provinsi aman, sedangkan 7 provinsi dalam kategori rawan meliputi Papua Barat, Papua, Sulawesi Utara, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.

Baca Juga: Jurus Pemerintah Jaga Ketahanan Pangan di Tengah Potensi Krisis Global

Lebih lanjut Airlangga melaporkan, bawang merah tercatat aman di 14 provinsi, sementara 4 provinsi masuk dalam kategori rawan yaitu Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara. Sedangkan 6 provinsi lainnya masuk dalam kategori tidak aman, diantaranya Kalimantan Utara, Bangka Belitung, Maluku Utara, Papua, Papua Barat dan Maluku.

Dan terakhir komoditas telur ayam yang tercatat aman di 23 provinsi, sementara 8 provinsi dalam status rawan seperti Aceh, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan Papua Barat. Sedangkan stok telur ayam di tiga provinsi tercatat tidak aman, yaitu Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua.

Di sisi lain, Airlangga mengatakan bahwa beras merupakan komoditas dengan kontribusi terbesar terhadap garis kemiskinan. Adapun kontribusi beras terhadap garis kemiskinan per Maret 2022 telah mencapai 23,04% di desa dan 19,38% di kota.

"Yang mempengaruhi kemiskinan yang utama itu beras, berpengaruh 23,04% di desa dan 19,38% di kota," pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×