kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kekosongan ekspor Indonesia ke China sulit digantikan


Minggu, 09 Februari 2020 / 21:57 WIB
Kekosongan ekspor Indonesia ke China sulit digantikan
ILUSTRASI. Aktivitas bongkar muat di Terminal Petikemas Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (3/1).


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pemerintah telah membatasi kegiatan ekspor-impor dari dan ke China, akibatnya Indonesia memiliki kekosongan ruang ekspor ke Negara Tirai Bambu tersebut.

Wakil Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bob Azam menilai, kekosongan tersebut sulit digantikan dengan tujuan ekspor ke negara lain, seperti Amerika Serikat (AS) atau Uni Eropa.

Menurutnya, peluang tersebut memang ada tetapi regulasinya tidak akan semudah itu.

Baca Juga: Gara-gara virus corona, bisnis pengiriman kargo udara ke China turun sampai 40%

"Biasanya ekspor dijembatani oleh Global Supply Chain (GSC) yang punya network yang kuat di seluruh dunia, tetapi masalahnya GSC yang beroperasi di Indonesia tidak begitu banyak, masih kalah misalnya dibandingkan Vietnam," ujar Bob kepada Kontan.co.id, Minggu (9/2).

Untuk mengisi kekosongan ekspor ini, Bob menyarankan agar pemerintah Indonesia mencari tujuan ekspor baru sambil membangun potensi pasar dalam negeri.

Selain itu, pemerintah juga harus tetap menjaga pertumbuhan konsumsi dalam negeri, misalnya dengan tidak menaikkan besaran pajak daerah.

Baca Juga: Virus corona pengaruhi industri CPO hingga mamin Indonesia

Namun, menurut Bob, ada beberapa negara lain yang dapat berpotensi sebagai tujuan ekspor baru menggantikan China. Beberapa diantaranya adalah negara-negara seperti Afrika Barat, Amerika Tengah, Timur Tengah, serta Australia.

Lalu untuk produk ekspornya sendiri, pemeritah bisa mencoba mengekspor produk dari industri makanan, komponen otomotif, minyak sawit (palm oil), biodiesel, serta beberapa produk lain yang bersifat komplementer atau bersifat saling mengisi dengan negara lain di ASEAN.

Baca Juga: Pasar lesu, Surya Toto (TOTO) tahan ekspansi tahun ini

"Misalnya ekspor biodiesel ke Thailand yang sekarang sedang berupaya memperbaiki kualitas udaranya," papar Bob.

Meskipun berbagai negara tersebut bisa dijadikan sebagai alternatif, tetapi menurut Bob prosesnya tetap tidak akan mudah.

"Tidak mudah karena negara lain juga pasar dalam negerinya terganggu akibat perlambatan ekonomi. Alternatif satu-satunya adalah dengan memperkuat pasar dalam negeri," kata Bob.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×