Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli
Berbeda jika Joe Biden terpilih di Pilpres AS. Yusuf melihat arah kebijakan Biden berkebalikan dengan kebijakan Trump. Ia menilai Biden cenderung mengedepankan diplomasi dalam perdagangan maupun dalam menyikapi kondisi geopolitik di suatu wilayah.
“Kalau melihat dari sini saya kira dampaknya itu akan lebih menguntungkan kalau seandainya Biden yang terpilih,” ujar dia.
Terlepas dari siapapun yang akan memenangkan kontestasi Pilpres AS, Yusuf mendorong pemerintah untuk menyiapkan sejumlah strategi setelah pengumuman secara resmi pemenang Pilpres AS.
Yusuf mengingatkan, agar Indonesia setidaknya bisa mempertahankan status quo. Artinya apa yang sudah digapai melalui kerjasama ekonomi Indonesia – AS harus dipertahankan.
Baca Juga: Ini plus minus bagi Indonesia andai Donald Trump atau Joe Biden jadi Presiden AS
Indonesia perlu memastikan bahwa segala preferensi atau previllege yang diberikan AS masih akan bisa dinikmati selama beberapa tahun ke depan misalnya seperti GSP. Indonesia juga perlu melakukan perlakuan tarif khusus untuk produk – produk ekspor unggulan seperti misalnya minyak sawit yang diekspor ke AS.
“Memang ini kembali lagi ke diplomasi dagang. Setelah siapapun nanti, memang pemerintah perlu bergerak cepat melakukan negosiasi – negosiasi dagang antara Indonesia – AS,” ungkap dia.
Selain itu,Yusuf meminta pemerintah untuk tetap independen jika Trump kembali terpilih dan melanjutkan perang dagang nya dengan Tiongkok. Sebab, baik AS maupun Tiongkok merupakan mitra strategis Indonesia. Serta melakukan pendekatan ke negara – negara lainnya.
"Yang tidak kalah penting bukan saja ke AS tapi ke negara – negara yang potensi terlibat dari perang dagang yang perlu didekati,” tutur Yusuf.
Selanjutnya: Tambah napas panjang, Donald Trump unggul di beberapa negara bagian kunci
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News