kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.927.000   10.000   0,52%
  • USD/IDR 16.295   -56,00   -0,34%
  • IDX 7.312   24,89   0,34%
  • KOMPAS100 1.036   -2,36   -0,23%
  • LQ45 785   -2,50   -0,32%
  • ISSI 243   1,24   0,51%
  • IDX30 407   -0,78   -0,19%
  • IDXHIDIV20 465   -1,41   -0,30%
  • IDX80 117   -0,14   -0,12%
  • IDXV30 118   -0,08   -0,07%
  • IDXQ30 129   -0,58   -0,45%

Kekeringan berpotensi menurunkan produksi pangan


Selasa, 30 Juli 2019 / 14:47 WIB
Kekeringan berpotensi menurunkan produksi pangan


Reporter: Abdul Basith | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kekeringan berpotensi menurunkan produksi tanaman pangan di Indonesia. Berdasarkan pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) daerah rawan dengan hari tanpa hujan (HTH) tinggi terletak di bawah garis equator

Hal itu meliputi wilayah bagian selatan Sumatera dan pulau Jawa yang merupakan produsen tanaman pangan.

Baca Juga: Pemerintah siapkan antisipasi kekeringan yang mulai melanda pertengahan tahun ini

"Banyak sentra produksi pangan di Sumatera Selatan dan Jawa termasuk Pantai Utara (Pantura)," ujar Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, Dodo Gunawan saat konferensi pers, Selasa (30/7).

Melihat itu, Dodo bilang ada potensi penurunan produksi bahan pangan. Oleh karena itu perlu antisipasi juga oleh Kementerian dan Lembaga (K/L) terkait lainnya.

Salah satu antisipasi yang bisa dilakukan sebelumnya adalah pembuatan embung. Embung yang menampung air hujan dapat dimanfaatkan sebagai sumber irigasi.

Baca Juga: BMKG mencatat gempa magnitudo 5 di laut Kodi Sumbawa, Senin petang (29/7)

"Embung yang membuat air ditampung bisa dimanfaatkan," terang Dodo.

Meski begitu, tidak seluruh komoditas pangan akan lesu pada kemarau yang panas kali ini. Salah satu produksi yang diuntungkan adalah garam yang memanfaatkan panas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×