kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.428.000   -57.000   -2,29%
  • USD/IDR 16.602   11,00   0,07%
  • IDX 7.916   -209,10   -2,57%
  • KOMPAS100 1.090   -29,49   -2,63%
  • LQ45 772   -7,67   -0,98%
  • ISSI 281   -10,34   -3,54%
  • IDX30 401   -4,69   -1,16%
  • IDXHIDIV20 453   -1,70   -0,37%
  • IDX80 121   -1,88   -1,53%
  • IDXV30 129   -2,46   -1,87%
  • IDXQ30 127   -0,85   -0,66%

Kekeringan berpotensi menurunkan produksi pangan


Selasa, 30 Juli 2019 / 14:47 WIB
Kekeringan berpotensi menurunkan produksi pangan


Reporter: Abdul Basith | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kekeringan berpotensi menurunkan produksi tanaman pangan di Indonesia. Berdasarkan pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) daerah rawan dengan hari tanpa hujan (HTH) tinggi terletak di bawah garis equator

Hal itu meliputi wilayah bagian selatan Sumatera dan pulau Jawa yang merupakan produsen tanaman pangan.

Baca Juga: Pemerintah siapkan antisipasi kekeringan yang mulai melanda pertengahan tahun ini

"Banyak sentra produksi pangan di Sumatera Selatan dan Jawa termasuk Pantai Utara (Pantura)," ujar Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, Dodo Gunawan saat konferensi pers, Selasa (30/7).

Melihat itu, Dodo bilang ada potensi penurunan produksi bahan pangan. Oleh karena itu perlu antisipasi juga oleh Kementerian dan Lembaga (K/L) terkait lainnya.

Salah satu antisipasi yang bisa dilakukan sebelumnya adalah pembuatan embung. Embung yang menampung air hujan dapat dimanfaatkan sebagai sumber irigasi.

Baca Juga: BMKG mencatat gempa magnitudo 5 di laut Kodi Sumbawa, Senin petang (29/7)

"Embung yang membuat air ditampung bisa dimanfaatkan," terang Dodo.

Meski begitu, tidak seluruh komoditas pangan akan lesu pada kemarau yang panas kali ini. Salah satu produksi yang diuntungkan adalah garam yang memanfaatkan panas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×