Reporter: Abdul Basith | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah tengah menyiapkan antisipasi bencana kekeringan yang akan terjadi di wilayah Indonesia.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi kekeringan terjadi antara bulan Juli hingga Oktober. Sementara puncak kekeringan terjadi pada bulan Agustus mendatang.
"Pesisir selatan pulau Jawa sudah mengalami kekeringan saat ini," ujar Deputi Bidang Koordinasi Kerawanan Sosial dan Dampak Bencana Kemenko PMK, Dody Usodo saat konferensi pers, Selasa (30/7).
Dody bilang berbagai upaya antisipasi sudah dilakukan oleh sejumlah Kementerian dan Lembaga (K/L). Dody bilang BMKG telah menyampaikan peringatan awal terkait kekeringan.
Selain itu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah membentuk satuan tugas terkait pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Satgas dibentuk di sejumlah provinsi prioritas.
Saat ini sudah terlihat sejumlah titik panas (hotspot) di berbagai provinsi. Angka tersebut lebih tinggi 70% dibandingkan dengan hotspot yang muncul tahun 2018 lalu. "Prioritas ada 5 provinsi yang memiliki lahan gambut," terang Dody.
Provinsi prioritas tersebut antara lain adalah Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan ditambah dengan 3 kabupaten yaitu Dumai, Sambas, dan Siak.
Pendistribusian air juga telah dilakukan sebanyak 7,04 juta liter. Selain itu penambahan mobil tanki juga dilakukan termasuk hidran umum, pembuatan sumur bor, dan kampanye hemat air.
Sementara bencana kekeringan telah ada 55 surat tentang siaga darurat bencana kekeringan. Resiko terdampak kekeringan mengancam 28 provinsi dengan luas wilayah 11,77 juta hektare (ha).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News