kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Kejar persaingan teknologi, Bappenas: BPPT harus tambah peneliti berkualitas


Kamis, 23 Agustus 2018 / 20:09 WIB
Kejar persaingan teknologi, Bappenas: BPPT harus tambah peneliti berkualitas
ILUSTRASI. Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro


Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menilai Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi (BPPT) harus memiliki peranan yang jelas. Selain itu, BPPT perlu peneliti yang berkualitas.

Kepala Bappenas Bambang Brojonegoro mengatakan, hal ini merupakan langkah strategis dalam mengejar kemajuan teknologi yang ada di Indonesia di tengah persaingan teknologi di masa depan.

“Mau tidak mau Indonesia harus bisa mengikuti irama persaingan itu dan BPPT harus jelas posisinya, sebagai bagian upaya kita menjaga kemampuan kita mengejar teknologi,” ujarnya di Gedung BPPT, Kamis (23/8).

Menurutnya, sesuai namanya, posisi BPPT adalah mengawal agar dari penelitian dasar dapat menjadi penelitian terapan. Kemudian, dari terapan dapat diarahkan dengan inovasi produk yang diterima oleh pasar.

Bambang menjelaskan, dalam hal ini tugas BPPT tidaklah mudah, karena tidak hanya membuat penelitian yang aplikatif, tapi juga membuatnya menjadi produk yang masal dan di terima oleh masyarakat.

“Kalau BPPT sudah memposisikan dirinya maka kita tinggal menempatkan institusi lain, dimana sifatnya tidak saling bertabrakan dan tidak saling bersaingan padahal kita sebenarnya butuh kontribusi dari semua pihak,” tambahnya.

Untuk menjangkau teknologi di masa depan, BPPT membutuhkan peneliti lebih banyak dan sumber peneliti bukan hanya di lembaga penelitian tapi juga ada di universitas. Diamana masing-masing pihak harus mengurangi ego sektoral.

“Kita bukan beragumen siapa peneliti siapa yang bukan, tapi kita bicara tentang survival kemampuan indonesia dalam kompetisi di teknologi. Butuh peneliti yang jauh lebih banyak dari sekarang dan peneliti yang berkalitas dengan sumber dari manapun,” jelasnya.

Selain peneliti negeri ini butuh inovator yang datang dari peneliti ataupun komunitas dari peneliti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×