kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kedatangan vaksin Pfizer 1,2 juta dosis, pemerintah yakin vaksinasi bisa dipercepat


Kamis, 02 September 2021 / 15:41 WIB
Kedatangan vaksin Pfizer 1,2 juta dosis, pemerintah yakin vaksinasi bisa dipercepat
ILUSTRASI. Petugas kesehatan menyiapkan vaksin Pfizer saat vaksinasi COVID-19 di Mal Cilandak Town Square, Jakarta,


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

Dia mengingatkan, dengan semua perkembangan ini jangan membuat lengah. Menurut dr. Dante, sejumlah negara yang vaksinasi di atas 50% dari jumlah penduduk seperti Amerika Serikat, Inggris, Israel, dan Jepang kembali mengalami lonjakan kasus.

Baca Juga: Vaksinasi RI Capai 100 Juta Suntikan, Protokol Kesehatan Tak Boleh Kendur

Dia menyebut, hal tersebut karena protokol kesehatan yang tidak dijaga. Jadi walaupun Indonesia mengalami akselerasi yang cepat dalam vaksinasi, protokol kesehatan harus dijalankan supaya tidak terjadi lonjakan selanjutnya.

"Kita tetap harus waspada, tetap menahan diri untuk melakukan mobilitas, disiplin menjaga protokol kesehatan, dan segera divaksinasi. Karena vaksinasi dan protokol kesehatan terbukti mampu menurunkan laju penyebaran virus," kata dr. Dante.

Dia juga mengimbau, pemerintah daerah dan Dinas Kesehatan di daerah untuk terus mendorong percepatan vaksinasi bagi kelompok masyarakat rentan terutama lansia dan yang memiliki penyakit penyerta.

Hal ini sangat penting karena lebih 50% kematian di rumah sakit merupakan dengan penyakit penyerta. Saat ini vaksinasi untuk lansia juga masih rendah padahal rentan terpapar. "Untuk itu, agar kelompok ini jadi prioritas (vaksinasi)," ujarnya.

Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan, tren positivity rate nasional terus turun hingga sekarang di 10,36%. Provinsi dengan positivity rate kurang dari 15% terpantau di DKI Jakarta, Sulawesi Tenggara, Papua, Maluku Utara, Banten, Maluku, NTB, Kepulauan Riau, NTT, Kalimantan Timur, dan Sumatera Selatan.

dr. Nadia menambahkan, kegiatan tes juga mulai menunjukkan kenaikan hingga mencapai rata-rata 112 ribu orang lebih dites dibandingkan pekan sebelumnya yang mencapai rata-rata 101 ribu orang.

Sementara angka keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) secara nasional juga terus turun, sehingga beban rumah sakit lebih ringan. Saat ini BOR nasional ada di kisaran 24%.

“Jika dilihat BOR per provinsi, semua provinsi berada di bawah 60%,” ujar dr. Nadia saat memaparkan hasil Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Baca Juga: 1,19 juta Vaksin Prizer tiba, Indonesia Telah Amankan 220 juta Dosis Vaksin

Menurut dr. Nadia, Kemenkes terus mengikuti perkembangan dari laboratorium yang melakukan pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS). Sejak tahun 2020 hingga 29 Agustus 2021, dari total 5788 Sekuens SARS-COV-2, 2321 merupakan Sekuens Variant Of Concern.

Dari 2321 Sekuens Variant of Concern tersebut, 2240 nya merupakan Varian Delta (b.1617.2+ayx). Varian delta ini merupakan varian yang dominan bersirkulasi di dunia dalam 60 hari terakhir.

“Sebaran virus COVID-19 varian baru terus kita pantau dengan memperbanyak spesimen-spesimen untuk bisa dilakukan sequencing,” katanya.

Masih menurut dr. Nadia, per 31 Agustus, hampir 6000 hasil sekuensing telah diserahkan ke dalam database global. Saat ini varian Delta menjadi mayoritas hasil sekuensing di Indonesia, dengan total jumlah mencapai 2240 sejak ditemukannya varian Delta di awal tahun 2021.




TERBARU

[X]
×