kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.986.000   17.000   0,86%
  • USD/IDR 16.861   47,00   0,28%
  • IDX 6.665   51,08   0,77%
  • KOMPAS100 962   9,64   1,01%
  • LQ45 749   7,30   0,98%
  • ISSI 212   1,35   0,64%
  • IDX30 389   3,65   0,95%
  • IDXHIDIV20 468   3,39   0,73%
  • IDX80 109   1,15   1,07%
  • IDXV30 115   1,36   1,20%
  • IDXQ30 128   1,01   0,79%

Kebutuhan Investasi Infrastruktur Membengkak 6% Imbas Perubahan Iklim


Rabu, 18 Oktober 2023 / 06:25 WIB
Kebutuhan Investasi Infrastruktur Membengkak 6% Imbas Perubahan Iklim
ILUSTRASI. Perubahan iklim menimbulkan risiko pada sektor-sektor perekonomian di Indonesia. KONTAN/Baihaki/23/02/2023


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perubahan iklim menimbulkan risiko pada sektor-sektor perekonomian di Indonesia. Danareksa Research Institute (DRI) memetakan, dampak perubahan iklim ini akan juga dirasakan pada sektor infrastruktur. 

Kepala Ekonom DRI Rima Prama Artha mengutip penelitian Bank Pembangunan Asia (ADB). Berdasarkan simulasi yang dilakukan oleh ADB, perubahan iklim mendorong kenaikan kebutuhan investasi infrastruktur. 

"Ini sebab, adanya kenaikan kebutuhan energi dan air bersih yang tinggi," terang Rima dalam laporan DRI edisi Oktober 2023. 

Baca Juga: Jokowi Ungkap Investor Swasta China Tertarik Berinvestasi di IKN

Dengan adanya perubahan iklim, kebutuhan investasi infrastruktur Indonesia mungkin naik sekitar 6%. 

Adapun perhitungan baseline menyebut, estimasi kebutuhan investasi infrastruktur Indonesia adalah sekitar US$ 70 miliar atau setara 0,7% produk domestik bruto (PDB). 

Dengan perubahan iklim, kebutuhan investasi Indonesia mungkin naik menjadi US$ 74 miliar atau setara 5,1% PDB. 

Meski demikian, kenaikan kebutuhan investasi infrastrukutur Indonesia tak setinggi kenaikan kebutuhan investasi di China maupun India. 

Dari perhitungan lembaga tersebut, bila ada perubahan iklim, maka kebutuhan investasi infrastruktur India akan mencapai US$ 261 miliar atau naik 13% dari baseline US$ 753 miliar. 

Sedangkan kebutuhan China adalah sebesar US$ 837 miliar atau naik 11% dari baseline yang sebesar US$ 753 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×