kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Kebutuhan Investasi Infrastruktur Membengkak 6% Imbas Perubahan Iklim


Rabu, 18 Oktober 2023 / 06:25 WIB
Kebutuhan Investasi Infrastruktur Membengkak 6% Imbas Perubahan Iklim
ILUSTRASI. Perubahan iklim menimbulkan risiko pada sektor-sektor perekonomian di Indonesia. KONTAN/Baihaki/23/02/2023


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perubahan iklim menimbulkan risiko pada sektor-sektor perekonomian di Indonesia. Danareksa Research Institute (DRI) memetakan, dampak perubahan iklim ini akan juga dirasakan pada sektor infrastruktur. 

Kepala Ekonom DRI Rima Prama Artha mengutip penelitian Bank Pembangunan Asia (ADB). Berdasarkan simulasi yang dilakukan oleh ADB, perubahan iklim mendorong kenaikan kebutuhan investasi infrastruktur. 

"Ini sebab, adanya kenaikan kebutuhan energi dan air bersih yang tinggi," terang Rima dalam laporan DRI edisi Oktober 2023. 

Baca Juga: Jokowi Ungkap Investor Swasta China Tertarik Berinvestasi di IKN

Dengan adanya perubahan iklim, kebutuhan investasi infrastruktur Indonesia mungkin naik sekitar 6%. 

Adapun perhitungan baseline menyebut, estimasi kebutuhan investasi infrastruktur Indonesia adalah sekitar US$ 70 miliar atau setara 0,7% produk domestik bruto (PDB). 

Dengan perubahan iklim, kebutuhan investasi Indonesia mungkin naik menjadi US$ 74 miliar atau setara 5,1% PDB. 

Meski demikian, kenaikan kebutuhan investasi infrastrukutur Indonesia tak setinggi kenaikan kebutuhan investasi di China maupun India. 

Dari perhitungan lembaga tersebut, bila ada perubahan iklim, maka kebutuhan investasi infrastruktur India akan mencapai US$ 261 miliar atau naik 13% dari baseline US$ 753 miliar. 

Sedangkan kebutuhan China adalah sebesar US$ 837 miliar atau naik 11% dari baseline yang sebesar US$ 753 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×