Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menghadapi perubahan iklim, berarti menimbulkan risiko pada sektor-sektor perekonomian di Indonesia.
Danareksa Research Institute (DRI) turut memetakan, dampak perubahan iklim ini akan juga dirasakan pada sektor infrastruktur.
Kepala Ekonom DRI Rima Prama Artha pun mengutip penelitian Bank Pembangunan Asia (ADB). Berdasarkan simulasi yang dilakukan oleh ADB, perubahan iklim mendorong kenaikan kebutuhan investasi infrastruktur.
"Ini sebab, adanya kenaikan kebutuhan energi dan air bersih yang tinggi," terang Rima dalam laporan DRI edisi Oktober 2023.
Baca Juga: OJK Terus Pantau Kinerja Bank yang Baru Penuhi Modal Inti di Tahun Lalu
Dengan adanya perubahan iklim, kebutuhan investasi infrastruktur Indonesia mungkin naik sekitar 6%.
Adapun perhitungan baseline menyebut, estimasi kebutuhan investasi infrastruktur Indonesia adalah sekitar US$ 70 miliar atau setara 0,7% produk domestik bruto (PDB).
Dengan perubahan iklim, kebutuhan investasi Indonesia mungkin naik menjadi US$ 74 miliar atau setara 5,1% PDB.
Meski demikian, kenaikan kebutuhan investasi infrastruktur Indonesia tak setinggi kenaikan kebutuhan investasi di China maupun India.
Baca Juga: Bertemu PM RRT, Jokowi Dorong Percepatan Realisasi Investasi China di IKN
Dari perhitungan lembaga tersebut, bila ada perubahan iklim, maka kebutuhan investasi infrastruktur India akan mencapai US$ 261 miliar atau naik 13% dari baseline US$ 753 miliar.
Sedangkan kebutuhan China adalah sebesar US$ 837 miliar atau naik 11% dari baseline yang sebesar US$ 753 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News