kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.305.000   6.000   0,26%
  • USD/IDR 16.611   26,00   0,16%
  • IDX 8.227   -30,66   -0,37%
  • KOMPAS100 1.122   -5,50   -0,49%
  • LQ45 788   -5,60   -0,71%
  • ISSI 295   -0,19   -0,06%
  • IDX30 412   -3,20   -0,77%
  • IDXHIDIV20 463   -4,41   -0,94%
  • IDX80 124   -0,46   -0,37%
  • IDXV30 132   -1,19   -0,89%
  • IDXQ30 129   -0,73   -0,56%

Kebutuhan Ikan untuk MBG Capai 70.000 Ton, Tambak Besar Akan Dibangun di Jawa Tengah


Senin, 13 Oktober 2025 / 21:40 WIB
Kebutuhan Ikan untuk MBG Capai 70.000 Ton, Tambak Besar Akan Dibangun di Jawa Tengah
ILUSTRASI. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperkirakan kebutuhan ikan untuk program MBG di Pulau Jawa mencapai 70.000 ton per tahun. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/YU


Sumber: Kompas.com | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperkirakan kebutuhan ikan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Pulau Jawa mencapai 70.000 ton per tahun.

"Ya, sangat besar (potensinya). Ya, kira-kira sekitar 70.000-an ton," kata Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono saat memberikan keterangan di Hotel Padma, Semarang, pada Senin (13/10/2025).

Dalam upaya memenuhi potensi tersebut, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, berencana untuk membuka tambak ikan guna meningkatkan produksi ikan di Jawa Tengah.

Rencana ini sejalan dengan target swasembada pangan yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.

Baca Juga: Perpres MBG Masih Disempurnakan

“Swasembada pangan ini pelopor untuk (meningkatkan) protein, potensi ikan, ayam, sapi. Di Jawa Tengah ini akan dibangun besar-besaran tambak ikan ya,” ujar Zulkifli Hasan setelah menghadiri acara Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) I DPW PAN Jawa Tengah 2025.

30.000 ton lele

Sementara itu, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jawa Tengah menyatakan bahwa program MBG yang dijalankan melalui sekitar 1.500 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) berpotensi menyerap hampir 30.000 ton lele setiap tahun.

Endi menambahkan bahwa potensi serapan lele tersebut baru merupakan gambaran dari satu jenis ikan, belum termasuk jenis ikan lainnya.

Untuk mengoptimalkan potensi ini, DKP mendorong peningkatan produksi di sektor perikanan setiap tahun.

Baca Juga: Viral Menu MBG di Depok Isi Pangsit-Kentang Rebus, BGN Minta Evaluasi Menu

“Ini hanya ilustrasi. Potensinya sangat luar biasa untuk kebutuhan MBG. Sebelum kita ngomong MBG saja, kebutuhan untuk ikan air tawar seperti lele, bandeng, dan nila itu luar biasa. Bahkan untuk lele saja sampai 29.000 ton per tahunnya,” lanjutnya.

Selain lele, DKP juga merencanakan peningkatan produksi nila salin dan bandeng.

Salah satu strategi yang dilakukan adalah memanfaatkan tambak-tambak idle yang tidak aktif.

“Jawa Tengah ini sedang melakukan upaya meningkatkan produktivitas lele dengan memanfaatkan tambak-tambak idle untuk memproduksi nila salin. Dan nila salin ini akan meningkatkan produktivitas ikan nila di Jawa Tengah,” jelasnya.

Produksi ikan nila Jawa Tengah

Pada tahun 2024, Jawa Tengah memproduksi 11.000 ton nila salin dengan luas lahan 4,41 hektar.

Tahun ini, DKP menargetkan produksi sebanyak 11.100 ton dengan luas lahan yang kurang lebih sama.

Namun, pada tahun 2026, luas lahan ditargetkan bertambah menjadi 7,29 hektar dengan produksi 18.200 ton nila.

Baca Juga: Ada MBG, Estika Tata Tiara (BEEF) Optimistis Pendapatan Tumbuh di Kuartal III

Pada tahun 2027, luas lahan dipatok 13,4 hektar dengan produksi 33.500 ton.

Sementara itu, pada tahun 2028 dan 2029, dengan kisaran 19 hektar, diharapkan dapat memproduksi 48.700 ton nila salin.

“Tahun depan kami akan mengusulkan terutama kawasan nila salin yang di Pati ini untuk bisa dijadikan kampung budidaya. Kalau sekarang ini yang diprogramkan oleh pusat ada beberapa kampung tematik untuk komoditas lele, bandeng, dan nila salin,” tutup Endi Faiz Effendi.

Selanjutnya: Penumpang KAI Naik 7% Jan‑Sept 2025, Total 28,3 Juta

Menarik Dibaca: Penumpang KAI Naik 7% Jan‑Sept 2025, Total 28,3 Juta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×