Reporter: Ferry Saputra | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengusaha yang terbiasa melakukan ekspor dan impor dalam satu waktu dengan transaksi dolar dinilai akan merasa kesulitan jika harus mengikuti Kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) dalam jangka waktu tertentu.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal menyebut selama ini kelompok pengusaha yang terbiasa memarkirkan hasil ekspor di luar negeri, kebanyakan juga melakukan aktivitas impor dalam satu waktu.
Dia berpendapat aktivitas impor dinilai tidak bisa dilakukan sekaligus apabila ada kebijakan DHE yang mengharuskan hasil ekspor ditaruh dalam jangka waktu tertentu.
Baca Juga: Eksportir Wajib Simpan DHE Selama 3 Bulan, Ini Untung Ruginya
"Artinya, kalau ditaruh di dalam negeri, keluwesan memakai hasil dolar untuk mengimpor menjadi tidak bisa langsung dilakukan karena harus parkir di dalam negeri," ucap dia kepada KONTAN, Kamis (26/1).
Menurut Faisal, hal itu justru akan memengaruhi kelancaran aktivitas ekspor dan impor dalam satu waktu yang biasa dilakukan kebanyakan pengusaha. Oleh karena itu, pemerintah harus menawarkan insentif yang tepat bagi para pengusaha sehingga dapat meminimalisir kerugian tersebut.
"Misalnya, kalau mereka parkir di dalam negeri akan diberi potongan pajak sesuai jangka waktu tertentu atau bisa juga memberikan sanksi bagi yang tidak parkir," kata dia.
Baca Juga: Pemerintah Bakal Siapkan Insentif untuk Tarik Devisa Hasil Ekspor (DHE)
Faisal menilai hal itu akan menarik minat para pengusaha untuk memilih memarkirkan hasil ekspor di dalam negeri. Namun, dia menyebut kebijakan itu juga harus disesuaikan tergantung sektor komoditasnya.
Sebaliknya, kebijakan DHE akan menguntungkan negara untuk menambah cadangan devisa. Sebab, devisa dolar yang diperoleh dari hasil ekspor itu akan diparkirkan di dalam negeri sepanjang waktu yang ditentukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News