Sumber: Antara | Editor: Uji Agung Santosa
PEKALONGAN. Kebakaran Pasar Klewer Solo, Jawa Tengah, berpengaruh signifikan terhadap industri batik Kota Pekalongan, kata Ketua Serikat Batik Pasir Sari Kota Pekalongan, Sodikin.
"Selama ini, pasokan batik di Pasar Klewer, Solo, sebagian besar dari perajin Kota Pekalongan. Akan tetapi, dengan terbakarnya pasar itu maka banyak perajin menghentikan pasokan batik," katanya di Pekalongan, Rabu.
Menurut dia, selama ini, para pedagang membeli batik dengan sistem tempo sehingga kondisi tersebut mereka akan menunda pembayaran hutang pada pemasok batik dari Pekalongan.
"Mana mungkin, para pedagang Pasar Klewer akan membayar hutang batik itu selain harus menunda pembayarannya. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap pengembangan usaha batik," katanya.
Ia mengatakan sekitar 20 persen hasil produksi perajin batik Pekalongan dipasarkan ke Pasar Klewer dengan sistem pembayaran melalui giro berjangka dua bulan setelah pengiriman batik.
"Akan tetapi, dengan terbakarnya Pasar Klewer, tentunya akan membuat para perajin batik terancam mengalami kerugian besar," katanya.
Menurut dia, berdasarkan pengalaman yang sama, yaitu saat Pasar Tanah Abang Jakarta terbakar, sebagian pedagang baru melunasi utangnya setelah dua sampai tiga tahun kemudian, bahkan ada tidak dibayar sama sekali karena mereka bangkrut.
Para perajin batik, kata dia, hanya berharap pada para pedagang batik Pasar Klewer tidak menunda pembayaran utangnya sesuai giro yang dikirim.
"Kami berharap para pedagang tidak beralasan menunda pembayaran batik karena sedang dilanda musibah kebakaran pasar itu," katanya.
Ia menambahkan Pasar Klewer, Solo, merupakan salah satu pasar yang menjadi tumpuan utama bagi ratusan perajin batik di Kota dan Kabupaten Pekalongan dalam memasarkan produk batik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News