Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertolak ke Portugal sebagai bagian dari perjalanan ke tiga negara selama 13 hari dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (18/9) pagi. Namun, dalam perjalanannya itu, Presiden beserta rombongan tidak memakai pesawat kepresidenan.
Dalam lawatan terakhir ke luar negeri ini, Presiden dan rombongan menumpang pesawat sewaan Garuda Indonesia.
Ini adalah kali kedua Presiden SBY tak menggunakan pesawat yang baru dibeli pada April 2014 lalu. Pada 5 Mei lalu, keberangkatan Presiden ke Fiji untuk hadir dalam acara Open Government Partnership (OGP) Asia-Pasifik menjadi buah bibir karena tak memakai pesawat negara yang dibeli seharga Rp 847 miliar.
Saat itu, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto beralasan bahwa kapasitas bahan bakar pesawat Boeing Business Jet 2 tidak cukup untuk sampai ke Fiji.
Tidak diketahui alasan Presiden menggunakan kembali pesawat komersil. Kali ini, SBY membawa rombongan cukup banyak, yakni Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, Menteri Perindustrian MS Hidayat, Ketua KADIN Suryo Bambang Sulisto.
Presiden akan melakukan perjalanan ke tiga negara dengan sejumlah agenda pertemuan bilateral hingga sidang umum PBB.
Pesawat Boeing 737-800 untuk presiden RI ini diproduksi Boeing Company sejak 2011. Pesawat itu memiliki rentang sayap 35,79 meter, tinggi 12,50 meter, dan panjang 38 meter. Pesawat canggih ini dipasangi dengan 2 engine CFM 56-7.
Pesawat BBJ2 dirancang untuk memuat 4 VVIP class meeting room, 2 VVIP class state room, 12 executive area, dan 44 staff area. Interior pesawat dirancang untuk dapat mengakomodasi hingga 67 orang penumpang. Jumlah itu disebut cukup untuk sebuah rombongan presiden. (Sabrina Asril)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News