kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kata Sri Mulyani, reputasi Indonesia positif di mata investor global


Rabu, 25 Juli 2018 / 18:21 WIB
Kata Sri Mulyani, reputasi Indonesia positif di mata investor global
ILUSTRASI. Menkeu Sri Mulyani


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor dunia rupanya selalu update kondisi ekonomi Indonesia. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan reputasi Indonesia di mata kalangan investor dunia cukup positif meski tengah dilanda ketidakpastian global.

“Indonesia dari sisi reputasi masih dianggap positif. Mereka cukup update. Namun mereka katakan jumlah portofolio yang dikelola jadi lebih rendah,” kata Sri Mulyani di Gedung DPR RI, Rabu (25/7).

Ia mengatakan, perekonomian global saat ini tengah menuju ke titik keseimbangan baru setelah The Fed menaikkan bunga acuan lebih cepat sehingga menyebabkan dollar AS menguat terhadap seluruh mata uang. Dus wajar bila investor menyesuaikan portofolionya yang sebelumnya ditempatkan di sejumlah negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

“Hampir semua investment fund melakukan adjustment terhadap portofolio mereka di emerging market. Meskipun fundamental kita masih cukup baik, tapi mau tidak mau akan tetap turun dan terpengaruh dari capital outflow,” ujar dia.

Asal tahu saja, beberapa waktu lalu, di tengah tekanan global yang tinggi, JP Morgan Chase Bank & Co malah menaikkan rekomendasi kepada investor terkait peringkat surat utang atau obligasi Indonesia. Rekomendasi untuk Indonesia naik level dari netral ke overweight. Sebelumnya, pada Januari 2017, JP Morgan menaikkan rekomendasi Indonesia dari underweight ke netral.

Dalam laporannya yang dikutip KONTAN, Kamis (19/7), rekomendasi JP Morgan ini memberi sinyal bahwa fundamental makro ekonomi Indonesia kuat. Menurut JP Morgan, Indonesia memiliki tingkat pertumbuhan potensial yang tinggi. "Indonesia juga memiliki rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) yang rendah dengan reformasi ekonomi," tulis laporan tersebut.

Namun demikian, masih ada masalah twin deficit, yakni defisit transaksi berjalan (CAD) dan defisit anggaran yang sudah di-priced-in pelaku pasar, dan koreksi yang terjadi di bursa saham membuat P/E ratio turun ke 14x.

JP Morgan melihat bahwa arus outflows sudah mereda. Meredanya arus outflows juga terjadi di pasar SBN. Artinya dalam laporan itu, JP Morgan melihat waktunya investor masuk lagi ke SBN dan juga saham di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×