Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah tekanan global yang tinggi, JP Morgan menaikkan rekomendasi kepada investor terkait surat utang atau obligasi Indonesia dan saham. Indonesia naik level dari netral ke overweight.
Dalam laporannya yang dikutip Kontan.co.id, Kamis (19/7), rekomendasi JP Morgan ini memberi sinyal bahwa fundamental makro ekonomi Indonesia kuat.
JP Morgan menyatakan, selain itu Indonesia memiliki tingkat pertumbuhan potensial yang tinggi dengan rasio utang terhadap PDB dan reformasi ekonomi.
Project Consultant Asian Development Bank (ADB) Institute Eric Sugandi mengatakan, kondisi fundamental makro ekonomi Indonesia memang secara umum masih cukup baik tetapi, seperti yang disebut JP Morgan, ada pelemahan di sisi Current Account Deficit (CAD).
Dalam laporannya, JP Morgan menyebut masalah twin deficit (defisit transaksi berjalan dan defisit anggaran) sudah di priced-in pelaku pasar.
“Selain itu, pengelolaan APBN tahun ini lebih baik sehingga defisit terkendali, dan ini disenangi oleh investor SBN,” kata Eric kepada Kontan.co.id, Kamis (19/7).
Namun demikian, dirinya masih melihat ada risiko tekanan terhadap harga SBN karena suku bunga The Fed dan yield US Treasury masih akan naik.
Ekonom BCA David Sumual menilai, yang dikemukakan oleh JP Morgan dalam laporan tersebut cocok dengan kondisi ekonomi Indonesia.
“Ini berita bagus. Harapannya arus modal masuk bisa lebih banyak, tapi itu masih tergantung sentimen eksternal. Meski demikian, fundamental ekonomi Indonesia stabil seperti kata JP Morgan,” kata dia.
“Seperti kalau kita diperingkat oleh S&P saja. Tinggal kita lihat, apakah investor akan bereaksi dengan rekomendasi ini,” lanjutnya.
Asal tahu saja, JP Morgan juga menyebut, koreksi yang terjadi di bursa saham membuat P/E ratio turun ke 14x.
Meski yang disebut oleh JP Morgan ini adalah P/E ratio bursa saham, mungkin JP Morgan melihat bahwa arus outflows sudah mereda. Sebab, meredanya arus outflows juga terjadi di pasar SBN. Artinya, JP Morgan melihat waktunya investor masuk lagi ke SBN dan saham.
“Dengan valuasi ini seharusnya sell off oleh asing di equity overdone,” kata Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah kepada Kontan.co.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News