Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kasus Demam Berdarah Dengeu (DBD) tengah meningkat di beberapa bulan terakhir, untuk itu masyarakat dan pemerintah diminta untuk tak menjadikan ini sebagai penyakit musiman atau hal biasa.
Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo mengatakan bahwa DBD adalah penyakit yang sulit diberantas, terbukti kejadian luar biasa akibat DBD terjadi setiap tahunnya.
“Ini tidak bisa diserahkan kepada pemerintah saja, DPR maupun pemerintah daerah bahwa pemberantasan, penanggulangan penyakit DBD itu harus menjadi gerakan nasional milik bersama,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (12/5).
Baca Juga: Melonjak Tiga Kali Lipat, Ada 641 Kematian Akibat DBD pada Awal 2024
Rahmad menjelaskan, tiap tahun kejadian luar biasa akibat DBD terjadi di berbagai daerah, di mana ratusan ribu orang terjangkit setiap tahunnya.
Untuk itu, dia memintah agar tidak menjadikan DBD sebagai penyakit musiman.
“Harus menjadi catatan bersama dan jangan anggap ini sebagai siklus tahunan,” jelasnya.
Rahmad mengungkapkan, langkah pemerintah untuk menanggulangi kasus DBD dinilai sudah tepat, namun jangan jadikan ini sebagai pekerjaan pemerintah saja.
Menurutnya, seluruh lapisan masyarakat harus peduli dalam menanggulangi DBD dengan menjaga kebersihan lingkungan dan pola hidup yang sehat.
Baca Juga: Darurat DBD, BPJS Kesehatan Catat Lonjakan Kasus hingga Klaim di Sejumlah Daerah
“Kalau masyarakat sudah mengganggap itu hal yang biasa akan berisiko, akan muncul setiap tahun kejadian luar biasa dan membawa korban hingga ratusan karena mortalitanya masih tinggi untuk DBD,” ungkapnya.
Untuk diketahui, berdasarkan data Kementerian Kesehatan, sejak awal tahun hingga minggu ke-18 tahun 2024 terdapat 91.269 kasus DBD dengan jumlah kematian mencapai 641.
Adapun pada periode yang sama di minggu ke-18 tahun 2023, jumlah kasus DBD tercatat sebanyak 29.822 kasus dengan jumlah kematian mencapai 227.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News