kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kasus Covid-19 menurun 40% dalam sepekan, tapi tingkat kematian masih tinggi


Jumat, 23 Juli 2021 / 00:13 WIB
Kasus Covid-19 menurun 40% dalam sepekan, tapi tingkat kematian masih tinggi
ILUSTRASI. Kasus positif Covid-19 menurun dalam tujuh hari terakhir, sayangnya jumlah testing juga menurun. KONTAN/Baihaki/22/07/2021


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus positif Covid-19 mulai menurun dalam tujuh hari belakangan. Pada 15 Juli 2021, kasus positif Covid-19 sebesar 56.757. Jumlah tersebut kemudian menyusut pada 21 Juli 2021, menjadi 33.772 atau turun sebesar 40%. 

Kesembuhan selama 7 hari terakhir juga menunjukkan adanya peningkatan, yaitu sebesar lebih dari 70%. Pada Selasa 20 Juli 2021,  Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan jika Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat akan dibuka bertahap apabila kasus turun sampai dengan 25 Juli 2021.

Menurut Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19, Prof. Wiku Adisasmito, jika dilihat pada persen kasus aktif, terlihat mulai mengalami penurunan selama 3 hari terakhir. Dia juga mengatakan, persentasi Bed Occupancy Ratio (BOR) atau keterisian tempat tidur harian di tingkat nasional juga konsisten menurun selama tujuh hari terakhir, dari 76,26% menjadi 72,82%. 

Baca Juga: Disiplin Tinggi dan Bertanggung Jawab, Pemerintah Apresiasi Kontribusi Anak Bangsa 

"Adanya perkembangan yang baik ini patut disyukuri," kata Prof Wiku dalam rilis. Ia juga berterima kasih kepada seluruh tenaga kesehatan yang tidak kenal lelah merawat pasien, juga kepada seluruh pemerintah daerah yang telah bergerak cepat dalam membantu pelaporan pasien serta kontak erat COVID-19.

Namun, Wiku menilai, beberapa hal yang perlu menjadi perbaikan bersama. Yakni, peningkatan testing, sebab jumlah orang diperiksa yang menurun selama empat hari terakhir perlu untuk segera dikejar agar meningkat Kembali. 

Karena itu Prof. Wiku menekankan, semakin tinggi testing semakin banyak kasus yang dapat terdeteksi dan ditangani sejak dini.

Menurut Wiku, hal yang perlu menjadi fokus adalah kematian. Angka kematian yang cenderung mengalami peningkatan selama tujuhhari terakhir ini patut dijadikan refleksi bersama. Terlebih sudah enam hari berturut-turut kematian mencapai angka lebih dari 1.000 setiap harinya.

"Ini tidak bisa ditoleransi lagi karena ini bukan sekadar angka, di dalamnya ada keluarga, kerabat, kolega, dan orang-orang tercinta yang pergi meninggalkan kita," tegas Prof. Wiku.

Menurut Prof Wiku, kasus positif yang turun dan kesembuhan yang meningkat harus diikuti dengan kematian yang turun pula. Selain itu, zonasi risiko tingkat kabupaten/kota saat ini menunjukkan perkembangan ke arah yang kurang baik. Saat ini Kabupaten/kota dengan zona risiko tinggi menjadi yang terbanyak sepanjang pandemi, yaitu 180 Kabupaten/kota. 

Baca Juga: Yakin, PPKM akan Dilonggarkan?

Zonasi ini didominasi Kabupaten/kota dari provinsi Jawa Timur sebanyak 33 kab/kota, Jawa Tengah 29 kab/kota, dan Jawa Barat 21 kab/kota. "Untuk itu perlu dipastikan sebelum dilakukan pembukaan bertahap, wajib bergotong royong dalam meningkatkan testing, dan menurunkan angka kematian," kata Prof. Wiku.

Wiku menambahkan, perkembangan yang sudah relatif membaik seperti kasus positif, kasus aktif, dan BOR harian yang menunjukkan penurunan, serta kesembuhan yang meningkat harus terus dipertahankan. Dengan begitu, zonasi risiko wilayah-wilayah yang saat ini berada di zona merah dapat segera membaik dan berpindah ke zona oranye dan zona kuning.

Selanjutnya, pada 7 provinsi Jawa-Bali yang melaksanakan PPKM Darurat, perkembangan selama 7 hari terakhir masih menunjukkan fluktuasi. Kesiapan daerah dalam pembukaan bertahap, yang perlu dilihat adalah perkembangan kasus positif, kesembuhan dan kematian, serta BOR.

Selain itu, kata Prof. Wiku, jumlah desa/kelurahan yang tidak patuh protokol kesehatan dan cakupan posko di wilayah tersebut yang melaporkan kinerja juga perlu dijadikan pertimbangan. Kasus positif selama 7 hari terakhir sudah menunjukkan tren penurunan pada hampir seluruh provinsi ini kecuali Bali.

“Bali masih mengalami kenaikan kasus positif hingga 3 hari terakhir. Sama halnya dengan kasus sembuh, 5 dari 7 provinsi ini menunjukkan adanya tren peningkatan, kecuali DKI Jakarta dan DIY,” katanya.

Baca Juga: Beberapa Indikator Pandemi Belum Membaik, Yakin, PPKM Darurat Mau Dilonggarkan?

Prof. Wiku menyebut, kedua provinsi tersebut masih menunjukkan adanya penurunan kesembuhan. Hal yang masih menjadi tantangan adalah kematian. Kematian pada hampir seluruh provinsi masih menunjukkan tren peningkatan, kecuali DKI Jakarta. DKI Jakarta per kemarin menunjukkan penurunan yang signifikan, dari 268 menjadi 95 kematian dalam sehari. Jika dilihat dari BOR, seluruh provinsi telah menunjukkan penurunan, kecuali Bali.

“Bali, sama seperti kasus positifnya, BOR nya masih perlu menjadi perhatian untuk segera diperbaiki. BOR di Bali masih menunjukkan peningkatan selama 7 hari terakhir,” kata Prof. Wiku

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×