kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kasus Covid-19 25 Juli 2022 Tinggi, Benarkah Ada Vaksin Dosis 4? Ini Kata Kemenkes


Selasa, 26 Juli 2022 / 05:05 WIB
Kasus Covid-19 25 Juli 2022 Tinggi, Benarkah Ada Vaksin Dosis 4? Ini Kata Kemenkes


Reporter: Adi Wikanto | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Jumlah kasus baru positif Covid-19 atau infeksi virus corona di Indonesia masih meningkat pesat menjelang akhir Juli 2022. Di tengah lonjakan kasus Covid-19, ada isu vaksinasi dosis keempat. Berikut penjelasan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait isu vaksin Covid-19 dosis keempat.

Sebelumnya, vaksin Covid-19 dosis keempat memang dianjurkan Badan Kesehatan Dunia (WHO). Vaksin Covid-19 dosis keempat untuk meningkatkan daya tahan masyarakat di tengah lonjakan kasus infeksi corona dan mutasi virus corona varian Omicron.

Di Indonesia, lonjakan kasus Covid-19 juga masih terjadi. Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada tambahan 4.048 kasus baru infeksi virus corona pada Senin (25/7/2022).

Sehari sebelumnya, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia pada 24 Juli 2022 bertambah sebanyak 4.943 kasus. Dengan jumlah kasus Covid-19 yang bertambah tiap hari, total 6.172.390 kasus positif Corona sejak pandemi terjadi pada Maret 2022.

Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus positif Covid-19 pada 25 Juli 2022 bertambah 4.023 orang sehingga menjadi sebanyak 5.975.011 orang.

Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat kasus positif Covid-19 pada 25 Juli 2022 di Indonesia bertambah 14 orang menjadi sebanyak 156.916 orang.

Jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia mencapai 40.463 kasus per 25 Juli 2022, bertambah 11 dari sehari sebelumnya.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Bisa Terus Naik, Berpotensi Lewati Puncak Varian Delta

Penjelasan Kemenkes terkait vaksin Covid-19 dosis keempat

Terkait isu vaksin Covid-19 dosis keempat, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril memberikan klarifikasi kepada Kompas.com. Pemerintah belum merencanakan adanya vaksin Covid-19 dosis keempat atau booster kedua.

"Untuk koreksi dan konfirmasi, saat ini pemerintah kita masih memprioritaskan vaksin booster pertama atau vaksin ketiga," ujar Syahril, saat dihubungi Kompas.com, Senin (25/7/2022).

"Jadi belum ada rencana untuk vaksin keempat atau booster kedua, karena kita meningkatkan cakupan 25,6 persen itu menjadi 50 persen targetnya," lanjut dia.

Menurutnya, pemerintah saat ini masih berfokus untuk memenuhi target vaksin booster atau vaksin ketiga menjadi 50 persen terlebih dulu.

Terkait kabar vaksinasi booster kedua, Syahril mengatakan hal itu hanya usulan atau masukan dari beberapa pihak seperti tenaga kesehatan.

Ia menambahkan, pihaknya saat ini masih menampung usulan tersebut, dan belum langsung merealisasikan usulan tersebut. "Masih ditampung, karena harus dibahas dengan ITAGI, dari kelompok ITAGI ini yang nantinya memberikan masukan kepada pemerintah untuk diusulkan menjadi program," ujar Syahril.

Jika ITAGI sudah memberikan masukan, maka Kemenkes harus mendapatkan vaksin untuk vaksinasi booster kedua yang sudah direkomendasi oleh BPOM, untuk dapat dipakai sebagai vaksin keempat. "Jadi masih dalam proses yang panjang, untuk itu kita saat ini fokus untuk meningkatkan cakupan vaksin booster atau vaksin ketiga dulu," lanjut dia.

Kesulitan peserta vaksinasi booster

Lantaran masih mengejar target vaksinasi booster 50 persen, Syahril mengakui bahwa pemerintah kesulitan mencari masyarakat yang mendaftarkan diri untuk vaksin booster. Menurut dia, kendala pemerintah cukup beragam. "Booster ini belum capai target 50 persen karena banyak faktor, salah satunya adalah menurunnya atau keengganan masyarakat melakukan booster terutama setelah Lebaran Idul Fitri," ujar Syahril.

Ia mengatakan, keengganan itulah yang menyebabkan vaksinasi tidak secepat sebelum mudik Lebaran. Padahal, jika seseorang belum menerima vaksin booster maka lebih berisiko terjadi turunnya kekebalan untuk mencegah pasien mengalami gejala lebih berat.

Oleh karena itu, Syahril mengimbau kepada masyarakat untuk segera mendapatkan vaksin booster di layanan kesehatan terdekat. "Vaksin booster juga memberikan imunitas atau kekebalan tubuh agar masyarakat yang divaksin itu mempunyai imunitas yang tinggi agar gejala Covid-19 tidak terlalu berat," lanjut dia.

Pemerintah juga berupaya meningkatkan penerima vaksin booster dengan bekerja sama atau menggerakan stakeholder, seperti TNI/Polri, Satgas, pihak swasta dan media agar meningkatkan kembali sentra vaksinasi. Selain itu, mendorong sejumlah tempat umum dan syarat perjalanan untuk menerapkan vaksin booster untuk syarat masuk.

Satgas Penanganan Covid-19 mencatat penambahan vaksinasi Covid-19 hingga Senin 25 Juli 2022 mencapai 152.886 dosis, baik untuk vaksinasi dosisi pertama, kedua, dan ketiga.

Menurut data Satgas Covid-19, total jumlah vaksinasi pertama bertambah 23.016 dosis. Sehingga total vaksinasi Covid-19 dosis pertama mencapai 202.220.748.

Penambahan vaksinasi dosis kedua mencapai 20.876 dosis. Dengan penambahan ini, jumlah vaksinasi kedua di Indonesia mencapai 169.838.808.

Sedangkan total vaksinasi ketiga bertambah 108.994. Sehingga total vaksinasi dosis ketiga atau booster mencapai 54.676.848. Sebagai informasi, pemerintah Indonesia memasang target total vaksinasi Covid-19 sebanyak 208.265.720.

Jika dibandingkan dengan total sasaran Covid-19 tersebut berarti hingga Senin (25/7), vaksinasi dosis pertama mencapai 97,10%.

Adapun tingkat vaksinasi dosis kedua di Indonesia baru mencapai 81,55%. Tingkat vaksinasi ketiga baru 26,25% dari target vaksinasi Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×