Reporter: Ratih Waseso | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Koordinator Tim Ahli dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengungkapkan, jika dibandingkan dengan beberapa negara tetangga, kasus Covid-19 di Indonesia terlihat melandai.
Penambahan kasus positif harian saat ini diklaim konsisten rendah. Terlebih dalam beberapa bulan terakhir Indonesia banyak menyelenggarakan kegiatan berskala internasional, yang turut berkontribusi dalam peningkatan mobilitas dan kegiatan masyarakat baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
"Ini menunjukkan resiliensi bangsa Indonesia dalam beradaptasi dengan Covid-19 dan, tetap mampu melaksanakan kegiatan dengan tetap aman covid. Tentunya ini tidak lepas dari peran seluruh lapisan masyarakat," kata Wiku dalam Kanal YouTube BNPB, Kamis (2/6).
Jika dilihat dari persentase kasus aktif kumulatif dibandingkan dengan beberapa negara lainnya di Asia Tenggara dan Australia, saat ini Indonesia merupakan yang terendah yaitu 0,05%. Adapun kasus aktif tertinggi di Asia Tenggara terjadi di Vietnam yakni 11,44%.
Baca Juga: UPDATE Covid-19 Indonesia, 1 Juni: Tambah 368 Kasus Baru, Meninggal 3
Kemudian disusul kasus aktif yang masih tinggi di Singapura yaitu 6,01%. Sedangkan Filipina memiliki kasus aktif yang rendah yaitu 0,07%. Kondisi saat ini diharapkan dapat terus dipertahankan, mengingat pandemi secara global belum usai.
Meski kasus melandai, Wiku mengingatkan bahwa masih ada potensi kemungkinan kenaikan kasus. Terlebih masih ada ancaman dari munculnya varian-varian baru Covid-19.
Oleh sebab itu, masyarakat perlu mempertahankan kedisiplinan protokol kesehatan, selain percepatan vaksinasi.
Di sisi lain, cakupan vaksinasi Covid-19 di Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara lain. Cakupan vaksinasi dosis lengkap di Indonesia baru mencapai 62%. Angka ini lebih rendah dari cakupan vaksinasi dua dosis negara-negara lainnya seperti Singapura yaitu 91%, Australia 84%, Malaysia 83%, Vietnam 80% dan Thailand 75%.
"Hal ini penting menjadi perhatian mengingat semakin besar cakupan vaksinasi akan semakin memproteksi masyarakat dengan skala yang lebih luas lagi. Dan mengurangi potensi penalaran virus di tengah masyarakat," imbuhnya.
Pemerintah akan terus mendorong peningkatan vaksinasi dosis lengkap (dua dosis) meskipun angka saat ini telah mencapai target yang ditetapkan oleh WHO. Sebagai informasi, jumlah penduduk yang telah divaksinasi dosis kedua adalah 167,5 juta jiwa dari total 273,5 juta penduduk.
Baca Juga: Insentif Pajak Impor Alkes Terkait Covid-19 Bakal Dicabut Akhir 2022, Ini Alasannya
Wiku menambahkan, terdapat enam provinsi dengan cakupan vaksinasi dosis kedua di bawah angka nasional. Diantaranya, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Sulawesi Barat, Maluku, Papua Barat dan Papua.
Selain itu, cakupan vaksinasi bagi lansia juga terus dievaluasi. Ia menyebut, masih ada provinsi di Pulau Jawa yang cakupan vaksinasi dosis kedua untuk lansia masih relatif rendah, yakni Banten sebesar 68,9%, Jawa Tengah 67,4% dan Jawa Timur 64,1%.
"Kepada seluruh pemerintah daerah dimohon untuk memonitor angka cakupan vaksinasi di wilayahnya masing-masing, dan segera koordinasikan dengan Kementerian Kesehatan mengenai ketersediaan dan distribusi vaksin sesuai kebutuhan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News