CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Kandidat vaksin Merah Putih segera tercipta, RI bisa mandiri hasilkan vaksin Covid-19


Rabu, 10 Februari 2021 / 07:26 WIB
Kandidat vaksin Merah Putih segera tercipta, RI bisa mandiri hasilkan vaksin Covid-19
ILUSTRASI. Kandidat vaksin Merah Putih untuk Covid-19 segera tercipta. FOTO ANTARA / Irwansyah Putra/foc.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Adi Wikanto

 JAKARTA. Indonesia akan menyusul sejumlah negara yang mampu menghasilkan vaksin Covid-19 secara mandiri. Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kementerian Riset dan Teknologi/BRIN Ali Ghufron Mukti menuturkan, pengembangan vaksin Merah Putih untuk Covid-19 segera membuahkan hasil.

Untuk vaksin Merah Putih untuk Covid-19 yang dikembangkan oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman segera jadi. Rencananya, kandidat vaksin atau seed vaksin mulai diserahkan ke Bio Farma pada Maret 2021 mendatang.

"Maret atau paling lambat April rencananya sudah diserahkan ke Biofarma. Untuk diuji selanjutnya di Biofarma," kata Ghufron dalam Diskusi Daring pada Selasa (9/2).

Vaksin Merah Putih untuk Covid-19 nantinya akan melalui tahap sesuai standar pengembangan vaksin. Di antaranya uji preklinik, uji klinik tahap I, uji klinik tahap II, dan uji klinik tahap III hingga diperolehnya izin penggunaan dari BPOM. Setelah vaksin merah putih nantinya digunakan bukan berarti pengembang akan dihentikan.

Baca Juga: Kasus Covid-19 diperkirakan capai 1,7 juta, begini kesiapan anggarannya

Ghufron menyebut, setelah vaksin digunakan akan tetap dilakukan penelitian untuk melihat berapa lama titer antibodi yang terbentuk dan apakah perlu dilakukan penyuntikan ulang dan kapan waktunya.

"Tetap akan diteliti setelah divaksin, jadi titer antibodi berapa dan berapa lama mereka ada ditubuh kita. Apakah perlu ulang dan kapan itu akan diteliti juga," jelasnya.

Mengenai berapa banyak nantinya vaksin merah putih akan diproduksi, Ghufron menyebut hal itu kembali melihat dari kebutuhannya. Namun yang utama ialah memastikan terpenuhinya kebutuhan dalam negeri.

"Kalau dari kapasitas produksi satu perusahaan saja contohnya misal 500 juta, kan kebutuhannya tidak hanya keperluan dalam negeri, tapi juga berorientasi ekspor. Kalau ditanya berapa ya lihat lagi berapa kebutuhannya dan tentu utamanya harus penuhi Indonesia dulu," tegas Ghufron.

Jika kandidat vaksin merah putih dari Eijkman baru akan diserahkan kepada Bio Farma pada Maret nanti. Ghufron menambahkan, untuk pengembangan vaksin merah putih dari Universitas Airlangga (Unair) ditargetkan akhir tahun 2021 sudah rampung uji klinik.

"Unair targetnya akhir 2021 itu sudah selesai uji klinis dan sudah mendapatkan semacam perijinan dari Badan POM dan sudah bisa produksi tapi belum bisa banyak di akhir 2021. Sehingga akhir 2021 bisa dipakai di masyarakat tapi belum banyak jumlahnya," ungkapnya.

Adapun tantangan yang dihadapi dalam pengembangan vaksin merah putih di antaranya terkait dengan relawan uji klinik.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×