kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kamis ini, Megawati-SBY mungkin bertemu?


Kamis, 02 Oktober 2014 / 06:55 WIB
Kamis ini, Megawati-SBY mungkin bertemu?
ILUSTRASI. Grab akan menaikkan biaya platformnya menjadi S$ 0,70 atau setara US$ 0,53 mulai 5 Mei untuk setiap perjalanan.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Politisi senior Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Pramono Anung mengatakan, dua pimpinan PDI Perjuangan dan Partai Demokrat, yaitu Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono, berencana melakukan komunikasi politik, Kamis (2/10) ini.

"Kalau lancar, besok pagi akan ketemu SBY," kata Pramono kepada Metro TV, Kamis.

Pramono mengatakan, utusan Megawati, yaitu Joko "Jokowi" Widodo, Jusuf Kalla, dan Ketua Dewan Pembina Partai Nasdem Surya Paloh sempat gagal menemui SBY, Rabu (1/10).

Pada kesempatan itu, Pramono sempat menekankan pentingnya kedua pimpinan tersebut bertemu.

"Bangsa yang sebesar ini, perlu ada kearifan untuk membangun bangsa bersama. Tidak bisa sendiri-sendiri. Saya berharap ini bisa didengar Pak SBY," kata Pramono.

Pramono sempat menjelaskan alasan utusan Megawati gagal menemui SBY.

"SBY maunya ketemu (dengan Megawati) dulu, baru bicara. Tapi ibu (Mega) maunya, bersama-sama dulu, baru ketemu," sambungnya.

Pramono mengatakan, penjelasan ini sekaligus meluruskan persepsi bahwa Mega tidak mau melakukan komunikasi politik dengan SBY.

Berulang kali, SBY mengatakan, partainya akan menjadi penyimbang antara Koalisi Merah Putih pimpinan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra dan Koalisi Indonesia Hebat yang dimotori PDI Perjuangan.

Sementara itu, Jokowi mengindikasikan adanya peluang Megawati berpeluang melakukan komunikasi politik dengan SBY.

Saat ini, koalisi parpol pendukung Jokowi-JK terancam tak bisa mengajukan paket Pimpinan DPR.

Wajah Parlemen 2014-2019 diperkirakan akan dikuasai oleh partai politik yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih, yaitu Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Amanat Nasional, dan juga Partai Demokrat.

Secara terpisah, pengamat politik Yunarto Wijaya memercayai bahwa cairnya hubungan kedua tokoh itu bisa memperkuat dukungan pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.

”Penyebab utama (kesulitan PDI-P mengajak Partai Demokrat berkoalisi) adalah kegagalan upaya mengharmonisasi hubungan antara Megawati dan Yudhoyono sebagai veto player di kedua partai tersebut. Hal ini menyebabkan jarak psikologis yang mengganggu proses komunikasi dan hubungan yang diwarnai praduga-praduga di masa lalu,” kata dia.  (Christina Andhika Setyanti)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×