Reporter: Teodosius Domina | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Panitia khusus (pansus) hak angket DPR RI hari ini, Selasa (29/8) mengundang Direktur Penyidikan KPK Brigjen Pol Aries Budiman. Aries sempat mencontohkan para karyawan KPK, termasuk dirinya selalu berusaha menjunjung tinggi integritas.
Namun belakangan muncul isu bahwa sebagai direktur penyidikan, ia dituding menerima suap sebesar Rp 2 miliar dan bertemu dengan sejumlah anggota DPR untuk membahas korupsi KTP-elektronik. Tudingan ini pun dibantah oleh Aries. Ia lantas menceritakan pengalamannya tentang anaknya yang gagal masuk seleksi perwira kepolisian.
"Saya punya anak (yang ikut seleksi perwira polri). Waktu itu saya Dirkrimsus (direktur kriminal khusus) Polda Metro Jaya. Diskrimsus tentu punya akses pengambilan kebijakan di Polri," ujar Aries mengawali cerita.
"Anak saya tes, saya betul tidak bantu. Saya tahu anak saya cerdas karena waktu itu TPA (tes potensi akademik) 83," tambahnya.
Dengan skor tersebut, anak Aries mendapat peringkat 22. Padahal waktu itu seleksi hanya menjaring 20 orang. Aries mengaku mempunyai rekan dekat yang memiliki jabatan di bagian SDM Polri. Dengan adanya relasi ini, tentu sebenarnya ia memiliki kekuatan untuk mempengaruhi agar anaknya diloloskan.
Namun hal tersebut tidak ia lakukan. Aries beranggapan, jika hal ini dilakukan, ia bakal menghilangkan kesempatan calon lain. Padahal bisa jadi calon tersebut sungguh-sungguh berharap dan menggantungkan cita-citanya dengan menjadi perwira polisi.
"Keesokan harinya istri saya sesenggukan, 'Besok anak saya mau jadi apa'," ujar Aries mencoba menirukan kata-kata istrinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News