kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kadin: Bonus demografi bila tak dikelola dengan baik akan menjadi beban


Kamis, 07 November 2019 / 17:34 WIB
Kadin: Bonus demografi bila tak dikelola dengan baik akan menjadi beban
ILUSTRASI. Pencari kerja mengisi formulir kerja saat digelar BUMN Career Opportunity pada IBDExpo 2018 di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (4/10).


Reporter: Vendi Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta pemerintah mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) dengan baik.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Industri Kreatif, Erik Hidayat mengatakan, era bonus demografi hingga puncaknya tahun 2035 akan menciptakan masyarakat usia produktif antara 15 tahun hingga 64 tahun lebih banyak dari usia yang tidak produktif. 

Baca Juga: Ekonom dan pengusaha yakin manufaktur masih bisa sokong perekonomian Indonesia

Pada periode tersebut, usia produktif diprediksi mencapai 64% dari total penduduk Indonesia yang proyeksinya 297 juta penduduk. "Jika mampu memanfaatkan bonus itu dengan baik maka Indonesia dapat menjadi salah satu negara maju di dunia," ungkap Erik, Kamis (7/11).

Erik meyakini, generasi muda Indonesia akan mengisi posisi-posisi strategis tidak hanya di Indonesia tetapi juga di lingkup regional maupun internasional. Sebab, diprediksi populasi di negara maju saat itu kebanyakan memasuki usia senja.

Akan tetapi, jika bonus demografi ini tidak dikelola dengan baik, maka akan menjadi malapetaka demografi bagi Indonesia. Karena usia produktif bisa jadi beban akibat ledakan pengangguran.

"Jawabannya kita harus mencetak SDM khususnya yang mampu memiliki kemampuan bidang teknologi dan industri kreatif guna menyambut peluang besar di era bonus demografi," ucap dia.

Baca Juga: Bank Mandiri genjot KPR milenial dua kali lipat

Hasil riset terbaru dari laporan e-Conomy SEA 2019 yang disusun Google, Temasek, dan Bain Company mencatat tren pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, melaju pesat.

Transformasi ekonomi Indonesia yang luar biasa menjadi pendorong pertumbuhan yang dinamis bagi Asia Tenggara. Tahun ini, diprediksi internet ekonomi Indonesia mencapai US$ 40 miliar. 

Riset terbaru ini melaporkan bahwa tingkat pertumbuhan Indonesia mencapai 49%, paling pesat di Asia Tenggara dengan potensi hlngga US$ 133 miliar pada 2025.

Baca Juga: Ingin keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah, apa saja strategi Jokowi?

"Dalam 4 tahun ke depan, laporan ini memprediksi pertumbuhan 12 kali lipat untuk sektor  e-commerce Indonesia dan 6 kali lipat untuk transportasi daring. Pembiayaan di Indonesia juga berpotensi melebihi rekor yang tercatat pada 2018," tutur Erik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×