kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kader Golkar terbuka untuk masuk pemerintahan baru


Kamis, 10 April 2014 / 16:51 WIB
Kader Golkar terbuka untuk masuk pemerintahan baru
ILUSTRASI. Inilah 4 Cara Top Up Saldo GoPay via BCA Oneclik hingga ATM. Warta Kota/Alex Suban


Reporter: Gloria Fransisca | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar, Harry Azhar Azis menyatakan, hasil hitung cepat q(uick count) yang dilakukan sejumlah lembaga survei dinilai terlalu dini untuk merepresentasikan peta politik kepemimpinan di 2014.

Meskipun begitu, Harry mengaku optimistis, hasil quick count yang memosisikan Partai Golongan Karya (Golkar) sebagai runner up perolehan suara, tidak akan jauh berbeda dari hasil finalisasi penghitungan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Menurut Harry, terkait dengan persebaran Partai Golkar dinilai melebar dan merata. Dari hasil perolehan suara yang diraup Golkar pada pemilu legislatif 2014 ini, Harry meyakini, membuat partai berlambang pohon beringin itu akan terbuka untuk berkoalisi dengan partai apapun.

"Koalisi itu sebuah keniscayaan, bukan karena persoalan praktik menjelang pilpres dan mencapai 20%," ujarnya.1

Harry menilai, jika perolehan suara partainya berhasil mencapai 20%, tentu akan banyak partai lain yang mengajak Golkar untuk berkoalisi. 

'Sekarang yang kita lihat dalam peta politik 2014 melalui hasil penghitungan cepat, partai-partai yang sudah memiliki calon presiden seperti PDIP, Partai Golkar, dan Partai Gerindra sama-sama tidak berhasil mencapai 20%. Jadi, parpol-parpol itu membutuhkan partai lain, terutama partai Islam. Posisinya sekarang saling berebut. Sehingga, masing-masing masih menunggu hasil final dari KPU," imbuh Harry.

Harry mengaku Golkar tidak menolak ajakan berkoalisi dari partai lain. Baginya, partai Golkar yang gagal mencapai 30% sesuai target, namun para kadernya selalu akan menjadi pertimbangan pinangan untuk masuk dalam jajaran pemerintahan baru mendatang. Sehingga, koalisi merupakan sebuah keniscayaan bagi Partai Golkar.

"Partai Golkar kalaupun lebih dari 20% kami sudah menyatakan sikap kami untuk berkoalisi sebagai suatu keharusan. Kedua, bukan hanya kami gunakan perspektif Golkar, tetapi perspektif Partai lain melalui hasil Pileg," papar Harry.

Partai Golkar, diakui Harry, sulit menolak ajakan dari berbagai pihak untuk terlibat dalam pemerintahan. 

"Karena penolakan ini sulit dicari argumennya," tutup Harry.

Harry merasa perolehan suara Golkar saat ini merepresentasikan banyak faktor yang mempengaruhi seperti faktor kadernya, faktor logistik, faktor pendanaan, dan faktor opini di tengah masyarakat.

Faktor-faktor ini diasumsikan sebagai penyebab kegagalan pencapaian suara Golkar yang tidak mencapai 30%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×