kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.199   -19,00   -0,12%
  • IDX 7.108   11,47   0,16%
  • KOMPAS100 1.063   0,60   0,06%
  • LQ45 836   0,73   0,09%
  • ISSI 215   0,25   0,12%
  • IDX30 427   0,78   0,18%
  • IDXHIDIV20 516   2,16   0,42%
  • IDX80 121   -0,02   -0,01%
  • IDXV30 125   -0,09   -0,07%
  • IDXQ30 143   0,32   0,23%

Rhoma effect ternyata lebih kuat dibanding Jokowi


Kamis, 10 April 2014 / 12:27 WIB
Rhoma effect ternyata lebih kuat dibanding Jokowi
ILUSTRASI. IMEI terdaftar tapi sinyal tidak muncul.


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Perolehan suara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berdasarkan hasil sementara hitung cepat beberapa lembaga dinilai cukup mengejutkan. Pengamat Politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai, suara PKB yang relatif tinggi itu disebabkan oleh faktor pedangdut Rhoma Irama sebagai salah satu bakal calon presiden PKB. Dia menilai, Rhoma effect lebih kuat dibanding Jokowi effect.

"Fenomenalnya PKB di 2014 adalah salah satu faktor yang menghambat 'Jokowi effect'. Rhoma Irama pengaruhnya sangat besar. 'Rhoma effect' ternyata lebih kuat dibanding 'Jokowi effect'," kata Hendri, Kamis (10/4) seoerti dikutiop dari Kompas.com.

Selain Rhoma, PKB juga mengusung dua bakal capres lainnya, yakni mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD dan mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla. Hendri menilai, pengaruh dari dua tokoh ini juga cukup besar, tetapi tidak sebesar Rhoma.

"Mereka melakukan komunikasi politik yang luar biasa. Konvensi rakyat yang digalang PKB ini cukup berhasil," ujarnya.

Meski efek Rhoma cukup besar, Hendri menilai, PKB tidak akan mengambil risiko untuk menjadikan Rhoma sebagai capres atau cawapres. Di balik popularitasnya yang sangat tingi, dia menilai kapasitas Rhoma masih diragukan.

"Kemungkinan Mahfud (yang dipilih untuk maju). Tapi kalau memang PKB berhasil masuk di pemerintahan, kemungkinan Rhoma akan dikasih posisi menteri atau kepala lembaga tertentu," ucapnya.

Selain faktor tiga bakal capres tersebut, Hendri juga melihat beberapa faktor lain yang membuat suara PKB melonjak. Misalnya, "penggunaan" musisi Ahmad Dhani untuk mendulang suara. Selain itu, PKB juga jarang digoyang dengan isu miring di media massa.

"Selama ini media terfokus kepada empat partai besar PDI-P, Golkar, Gerindra, dan Demokrat," pungkas Hendri.

Hasil hitung cepat Kompas berdasarkan data yang terkumpul sebesar 93%, PKB memperoleh 9,13%. Pada Pemilu 2009, PKB memperoleh 4,9% suara. Namun, hasil resmi baru akan diumumkan Komisi Pemilihan Umum nantinya. (Ihsanuddin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×