Reporter: Aurelia Lucretie | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah pengangguran terbuka di Indonesia pada tahun 2024 diperkirakan mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2023 adalah sekitar 5,86%, atau sekitar 8,42 juta orang.
Hal tersebut dikemukakan oleh Ekonom Permata Bank Josua Pardede. Dia bilang, ada beberapa faktor yang menyebabkan perusahaan tertekan sehingga terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Baca Juga: Pengusaha Tekstil Keluhkan Pakaian Impor Banjiri Pasar Indonesia, Akar Dari PHK
Pertama, kondisi global dimana tren perlambatan ekonomi global dan suku bunga yang tinggi pada akhirnya mendorong penurunan permintaan produk ekspor.
"Jadi, sektor dan industri yang bergantung cukup besar pada permintaan eksternal, cenderung akan mengalami penurunan kinerja," ungkap Josua kepada Kontan, Sabtu (15/6).
Lalu, dia menambahkan, harga bahan baku yang meningkat, biaya energi yang naik, dan biaya logistik yang tinggi mengurangi margin keuntungan pengusaha dan diperparah pergeseran pola konsumsi masyarakat pasca-pandemi menyebabkan beberapa sektor mengalami penurunan permintaan yang signifikan.
Imbasnya, berpotensi akan mempengaruhi produktivitas produksi dan efisiensi Perusahaan. Lebih lanjut, ketidakpastian dan kondisi ekonomi yang sulit dapat membuat investor ragu untuk menanamkan modal pengusaha.
Baca Juga: Badai PHK Kembali Menerjang
Josua mengingatkan, tak hanya menyasar pelaku industri, dampak PHK juga akan dirasakan oleh pemerintah.
Sebab, bertambahnya pengangguran berpotensi menurunkan daya beli masyarakat, yang dapat mengurangi konsumsi domestik.
Lalu, kata dia, aktivitas ekonomi dan pendapatan perusahaan yang turun berimbas pada penerimaan pajak dari sektor korporasi dan pajak penghasilan individu juga akan menurun.
"Pada akhirnya pemerintah mungkin perlu meningkatkan anggaran belanja terutama untuk program-program sosial, seperti bantuan pengangguran, yang juga akan berpotensi menambah beban fiskal," terangnya.
Baca Juga: Ini Kata Pengamat Soal PHK Karyawan Tokopedia Usai Merger
Menurutnya, sektor yang paling terdampak PHK ialah industri manufaktur terutama yang terkait dengan ekspor, karena mereka sangat terpengaruh oleh kondisi ekonomi global dan biaya produksi.
Selain itu, perusahaan teknologi dan rintisan juga sama rentan terdampak PHK.
"Industri teknologi dan start-up mengingat banyak perusahaan start-up yang mengalami kesulitan pendanaan, sehingga terpaksa melakukan PHK untuk bertahan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News