kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.139   61,00   0,38%
  • IDX 7.062   78,44   1,12%
  • KOMPAS100 1.056   15,43   1,48%
  • LQ45 829   12,28   1,50%
  • ISSI 215   2,22   1,05%
  • IDX30 422   6,37   1,53%
  • IDXHIDIV20 509   7,10   1,41%
  • IDX80 120   1,81   1,53%
  • IDXV30 125   0,67   0,54%
  • IDXQ30 141   1,83   1,32%

Jumlah pengangguran naik, BPS bantah karena ritel


Senin, 06 November 2017 / 16:16 WIB
Jumlah pengangguran naik, BPS bantah karena ritel


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah pengangguran di Indonesia selama hingga Agustus 2017 mencapai 7,04 juta orang. Jumlah itu bertambah 10.000 orang atau 0,14% selama setahun, yaitu dari Agustus 2016-Agustus 2017.

Deputi Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Sairi Hasbullah membantah naiknya pengangguran tersebut berkaitan dengan tutupnya sejumlah ritel yang terjadi belakangan.

Sebab, penyerapan tenaga kerja industri perdagangan justru meningkat. Begitu juga dengan penyerapan tenaga kerja pada industri manufaktur.

"Kalau dilihat perdagangan itu (penyerapan tenaga kerjanya) enggak ada masalah. Jadi belum ada PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) besar-besaran dari ritel belum terasa. Selama ini secara nasional, belum berdampak banyak pada jumlah pengangguran," kata Sairi, Senin (6/11).

Sairi bilang, peningkatan jumlah pengangguran tersebut lebih disebabkan oleh meningkatnya jumlah angkatan kerja. Catatan pihaknya, jumlah angkatan kerja di periode tersebut naik 2,62 juta orang menjadi 128,06 juta orang.

"Angkatan kerja banyak. Di Agustus 2016 banyak, tetapi ini (di Agustus 2017) lebih banyak," tambahnya.

Meski demikian, jumlah penyerapan tenaga kerja mengalami perlambatan, khususnya di sektor konstruksi. Di samping itu, penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian justru menurun.

Melambatnya penyerapan tenaga kerja di sektor konstruksi dipengaruhi oleh selesainya pembangunan sejumlah infrastruktur.

"Pembangunan infrastruktur beberapa diantaranya sudah selesai, berarti tenaga kerjanya selesai. Masa jeda infrastruktur yang satu ke yang lain sementara tidak bekerja. Tetapi mereka tetap mencari pekerjaan," ungkap dia.

Sementara penurunan penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian, kemungkinan disebabkan oleh adanya pergeseran tenaga kerja di sektor tersebut. Misalnya, kembali menjadi ibu rumah tangga atau mencari pekerjaan yang pas.

Sejalan dengan meningkatnya jumlah angkatan kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga meningkat. TPAK pada Agustus 2017 tercatat sebesar 66,67%, naik 0,33 poin dibanding Agustus 2016. Kenaikan tersebut terjadi baik pada TPAK laki-laki, maupun TAPK perempuan.

Sementara itu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus 2017 sebesar 5,5%, turun dibanding TPT pada Agustus 2016 yang sebesar 5,61%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×