kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Jumlah korban paling banyak sejak 2007, 2018 disebut tahun bencana


Senin, 31 Desember 2018 / 23:54 WIB
Jumlah korban paling banyak sejak 2007, 2018 disebut tahun bencana
ILUSTRASI. Kepala Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, 2018 merupakan tahun bencana. Ungkapan itu lantaran melihat jumlah korban dan kerugian yang ditimbulkan dari bencana sepanjang 2018.

"Jadi tahun 2018 ini bisa saya katakan sebagai tahun bencana ditinjau dari jumlah korban dari kerugian ditimbulkannya," kata Sutopo di Kantor BNPB, Jakarta, Senin (31/12).

"Dilihat dari jumlah korbannya, jadi 2007 sampai 2018 tahun ini adalah tahun yang terbesar bencananya yang menimbulkan korban meninggal dunia paling banyak, kerugian ekonominya juga paling besar," kata Sutopo.

Menurut Sutopo, dibandingkan tahun sebelumnya, pada 2018 jumlah kejadian turun sebesar 10,32%. Namun demikian, angka tersebut merupakan data sementara. Meskipun jumlah kejadian bencana menurun, tercatat, jumlah korban naik sebesar 984%.

Korban hilang naik sebanyak 1.972%, korban luka-luka juga naik sebesar 1.996%. Kenaikan juga terjadi pada angka korban mengungsi sebesar 178%. Jumlah rumah rusak naik 1.341%. "Bencana 2018 ini adalah yang terbesar sejak tahun 2007 sampai 2018," ujar Sutopo.

Sepanjang 2018, BNPB mendata sebanyak 10,2 juta masyarakat Indonesia terdampak bencana. Tercatat, 3.349 orang meninggal dunia, 1.432 orang hilang, 21.064 luka-luka. BNPB juga mencatat, sebanyak 319.520 rumah rusak.

Hingga saat ini, kerugian yang ditimbulkan akibat bencana masih belum dapat dihitung. "Tapi kalau melihat becana perkiraan kita lebih dari Rp 100 triliun. Kerugian ekonomi, baik oleh kerusakan becana maupun ekonomi," ujar Sutopo.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mendata ada sebanyak 185 rumah di dua desa yang menjadi korban angin puting beliung, Minggu (30/12) petang. Musibah angin yang menyapu dan memporakporandakan pemukiman warga ini berlangsung cukup lama dalam skala besar dan membuat banyak warga yang menjadi korban.

Satu orang balita meninggal serta sejumlah korban luka berat dibawa ke RSUD Arjawinangun. Sementara, sejumlah korban luka ringan mendapatkan perawatan di Puskesmas Panguragan.

Tak hanya TNI dan Polri, BPBD bersama Dinas Kesehatan serta Palang Merah Indonesia Kabupaten Cirebon langsung membuat posko pelayanan kesehatan untuk seluruh warga yang menjadi korban puting beliung. (Fitria Chusna Farisa)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Jumlah Korban Paling Banyak Sejak 2007, 2018 Disebut Tahun Bencana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×